Jakarta, Gatra.com – Direktur The Community of ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya, menyampaikan bahwa radikalisme agama dan terorisme muncul karena adanya ideologi yang dianggap sebagai ideologi musuh sehingga Pancasila dimusuhi oleh kelompok takfiri.

Harits pada Kamis (3/6), mendukung ajakan Ketua DPR, Puan Maharani, kepada seluruh komponen bangsa agar menjadikan Pancasila guna menjaga keamanan, persatuan, dan kesatuan bangsa. Pembumian ideologi bangsa dapat memberangus radikalisme dan terorisme.

Seluruh elemen bangsa Indonesia, lanjut Harits, harus terus berjuang guna memastikan bahwa seluruh rakyat negeri ini mengikuti Pacasila yang digali dari nilai-nilai para leluhur oleh pendiri bangsa. Membumikan Pancasila bukan perkara mudah, karena ada saja pihak yang merintangi.

Seruan Puan mengajak bangsa Indonesia menggali dan mengamalkan Pancasila merupan upaya positif. "Namun, pasti ada saja kelompok-kelompok masyarakat yang memilih ideologi atau falsafah lain yang bertentangan dengan Pancasila," ujarnya.

Pemerintah harus memberikan contoh kepada rakyat dalam pengamalan Pancasila. Misalnya, setiap kebijakan yang diambil dilandaskan pada lima sila yang terkandung dalam ideologi bangsa.

"Yang penting adalah bagaimana pelaksanaan falsafah Pancasila dalam kebijakan konkret oleh negara yang bisa mengakomodasi kepentingan semua kelompok," katanya.

Sebelumnya, Puan mengajak semua rakyat menjadikan Pancasila sebagai inspirasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Semua bangsa yang ingin besar harus berpijak pada falsafah bangsanya.

"Selamat memperingati Hari Lahirnya Pancasila yang ke-76 Tahun. Kami berharap nilai-nilai Pancasila menjadi inspirasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila dalam tindakan dan bersatu untuk Indonesia tangguh," kata.