Cilacap, Gatra.com –
Sebanyak 22 keluarga yang terdiri dari 79 jiwa di Dusun Pagergunung, RT 03 RW 1, Desa Karanggintung, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap mengungsi akibat gerakan tanah. Tercatat sembilan rumah rusak dan belasan lainnya terdampak.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan sebanyak sembilan rumah rusak akibat gerakan tanah tersebut. Namun, lantaran khawatir, warga di lingkungan tersebut juga turut mengungsi. Saat ini BPBD telah mendirikan tenda darurat untuk para pengungsi. Bantuan logistik juga telah disediakan untuk para pengungsi.
“Kita sudah mendirikan tenda itu, 21 rumah. Yang jelas ada sembilan rumah yang rusak dan membahayakan,” katanya, Jumat (4/6).
Menurut Komara, gerakan tanah itu diduga dipicu hujan deras yang mengguyur Cilacap setelah sebelumnya sempat mengalami hari tanpa hujan lebih dari satu bulan. Tanah kering dan retak menyebabkan tanah lebih gembur saat terguyur hujan. Selain itu, diduga ada mata air di bawah tanah yang menyebabkan lubang besar dan memicu gerakan tanah.
“Pendirian tenda untuk pengungsian dan posko pengungsian,” ucap dia.
Tri mengemukakan, gerakan tanah terjadi secara bertahap sejak beberapa tahun silam. Namun, gerakan tanah yang terjadi pertengahan pekan ini adalah yang terparah. Untuk mencegah korban jiwa dan kerugian lebih besar, warga mengungsi dan barang-barang berharga disimpan di luar area retakan.
“Hujan jelas (penyebab). Itu kan mungkin ada pergerakan tanah itu, mungkin di bawah itu ada tuk, mata air, pusat air atau apa. Jadi kalau hujan deras, ada banjir itu, ada semacam, itu akhirnya tanah bergerak itu,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan, BPBD mendata jumlah warga terdampak dan mengungsi dan memenuhi kebutuhan para pengungsi. Kedua, memenuhi logistik non-makanan dari BPBD dan logistik makanan dengan koordinasi dengan dinas sosial.