Home Internasional Tingkatkan Posisi di AS, Mesir Bahas Gencatan Senjata Israel-Hamas

Tingkatkan Posisi di AS, Mesir Bahas Gencatan Senjata Israel-Hamas

Kairo, Gatra.com - Mesir terlibat secara politik untuk kali pertama dalam negosiasi pasca Israel melakukan agresi di Jalur Gaza Palestina dalam serangan militer 11 hari itu. Seperti dikatakan banyak analis, bahwa negeri Piramida itu melakukan hal tersebut untuk membuktikan kepada pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang baru.

Presiden AS, Joe Biden, berterima kasih kepada Mesir atas diplomasinya yang berhasil menengahi gencatan senjata antara Israel dan Hamas, kelompok yang memerintah di Gaza, sebagaimana dilansir dari stasiun berita Al Jazeera pada Kamis, (3/6).

“Rezim Mesir ingin mengilustrasikan kepada pemerintahan Biden bahwa mereka masih dapat menangani ‘catatan Palestina’,dan bahwa mereka bersedia mengikuti panduan AS dalam hal ini,” kata Penasihat Kebijakan Al-Shabaka, Kebijakan Jaringan Palestina, Alaa Tartir kepada stasiun berita Al Jazeera.

Diketahui, ketergantungan AS terhadap Mesir karena negara tersebut merupakan salah satu dari sedikit negara di kawasan yang terlibat dengan Israel dan Hamas. Para diplomat Mesir juga terlibat dalam serangkaian kunjungan diplomatik yang akhirnya membantu mengamankan gencatan senjata dan memperkuat peran regionalnya, seusai pemboman Israel yang telah menewaskan 253 warga Palestina. Negara Qatar juga memainkan peran dalam gencatan senjata itu.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir, Sameh Shoukry, telah menerima mitranya dari Israel di Kairo pada hari Minggu, (30/5) untuk membahas ‘gencatan senjata yang lebih permanen’. 

Kemudian, kepala intelijen negara itu, Abbas Kamel, juga mengunjungi Israel dan melakukan perjalanan ke Gaza bertemu dengan para pemimpin Hamas. Di mana diketahui kunjungan sebelumnya pada tahun 2017 lalu.

Namun upaya Mesir malah mengejutkan beberapa pihak, mengingat negara itu telah menghabiskan sebagian besar dari delapan tahun terakhir mencari hubungan yang lebih dekat dengan Israel, yang bersekutu dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).

Mesir dan Israel sudah menandatangani perjanjian damai setelah perang 1967 silam dan memberikan penghinaan yang sama terhadap Hamas, yang dituduh Mesir sebagai Wakil Ikhwanul Muslimin. Mereka menganggap, kelompok Palestina itu atau Hamas sebagai ancaman bagi keamanan dan stabilitas negaranya.

Di samping itu, Abdel Fattah El-Sisi justru malah berkuasa setelah menggulingkan presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis dari Ikhwanul Muslimin, dalam kudeta militer pada 2013 lalu.

92

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR