Home Gaya Hidup UNDP’s MTRE3 Dorong Kolaborasi Global untuk Lindungi Bumi

UNDP’s MTRE3 Dorong Kolaborasi Global untuk Lindungi Bumi

Jakarta, Gatra.com- Hari Lingkungan Hidup Sedunia dapat dijadikan momentum untuk menyoroti pentingnya kolaborasi global, dalam rangka memastikan perlindungan terhadap bumi.

Wakil Kepala Perwakilan ‎UNDP Indonesia, Sophie Kemkadhze mengatakan, hidup di era konsumsi dan eksploitasi berlebihan bisa mendorong keberadaan bumi menjadi kritis. Kemudian, pandemi covid-19 yang sedang berlangsung juga telah memaksa manusia untuk melakukan perubahan, baik dari cara mengonsumsi hingga berproduksi.

“Kami merangkul era baru inovasi, di mana kami bertransisi ke tingkat emisi nol dan konsumsi energi terbarukan. Pergeseran ini merupakan bagian dari tanggung jawab kami untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs di Indonesia,” katanya dalam webinar UNDP SDG Talks World Environment Day: Save Energy, Stay Eco-Friendly, Jumat (4/6).

Sophie menjelaskan, UNDP melalui Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency(MTRE3) Project telah mendukung energi terbarukan di Indonesia. Proyek ini mendukung pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan penggunaan energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025.

Selain itu, UNDP juga bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (KESDM) dan otoritas bandara di bandara Jakarta dan Bali untuk mengimplementasikan model operasi hemat energi.

National Project Manager MTRE3 Project, Boyke Lakaseru menilai perlunya peran dan pentingnya efisiensi energi dalam kehidupan sehari-hari di kalangan kaum muda. Tidak hanya itu, penting juga kegiatan yang berkaitan dalam mendorong energi berkeadilan agar tercapainya kesetaraan baik laki-laki maupun perempuan.

Menurut dia, mengedepankan pentingnya hak asasi manusia dan keadilan sosial bagi perempuan maupun laki-laki. Serta sudut pandang dari tiap gender, penting untuk diterapkan di berbagai bidang pembangunan untuk memastikan pencapaian tujuan sosial dan ekonomi secara seimbang dan tidak ada yang tertinggal.

“Misal saja di Jambi. Bidan di desa tertinggal pun bisa lebih mudah menolong ibu hamil untuk melahirkan bayi-nya di malam hari dengan pencahayaan yang memadai dengan adanya akses listrik di desa tersebut,” ucapnya.    

Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menuturkan, Hari Lingkungan Hidup Sedunia merupakan momentum untuk mendorong kesadaran publik terhadap tindakan nyata agar menjaga lingkungan hidup secara global. Ia menegaskan, isu lingkungan, energi bersih, nol emisi, keadilan energi, harus menjadi topik utama dan diselesaikan segera.

Dadan menjelaskan, porsi pemanfaatan energi baru dan terbarukan nasional baru mencapai 11,2%. Target ke depan adalah EBT dapat meningkat sebesar 23% pada 2025.

“Harapan kami pemuda, mahasiswa dan kaum perempuan bisa bersama-sama berada di depan untuk memulai dan menerapkan upaya budaya hemat energi. Sebab lebih gampang hemat energi daripada kita buat pembangkit,” jelas dia. 

Aktor Marcel Chandrawinata menyebut gaya hidup hemat energi bukanlah sebuah pilihan, melainkan kewajiban semua pihak. "Memang akan membutuhkan banyak usaha, namun dampak postifnya secara sumberdaya dan finansial bisa kita rasakan langsung,” ungkapnya.

Bagi Stephanie, arsitek yang menekuni desain dengan prinsip hemat energi, mengungkapkan pentingnya kesadaran memilih hunian yang menggunakan pendekatan yang sama. Terutama bagi para milenial yang saat ini akan merencanakan hunian.

"Agar bisa memperhatikan desain yang cocok untuk iklim tropis, sehingga implikasi paling sederhana adalah berkurangnya kebutuhan penggunaan pendingin ruangan," paparnya.

Demikian halnya bagi Direktur Eksekutif Diver's Clean Action. Menurutnya, keterlibatan perempuan merupakan sebuah syarat mutlak.

"Secara praktis, saya melihat perempuan harus terlibat aktif dan melihat dirinya sebagai bagian penting dalam perubahan cara pandang dan peran di masyarakat. Hal ini saya dapati ketika bekerja untuk konservasi lingkungan bersama masyakarat di lapangan,” jelas Swietenia.

104