Home Ekonomi Bank Indonesia Menjadikan Desa Aro Sentra Ikan Nila

Bank Indonesia Menjadikan Desa Aro Sentra Ikan Nila

Batanghari, Gatra.com- Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi menjadikan Desa Aro, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari sebagai sentra ikan nila melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Deputi Kepala BI Provinsi Jambi Pandu Irawan bersama Anggota DPR RI Fraksi NasDem Hasbi Anshory dan Wakil Bupati Batanghari Bakhtiar, Sabtu 5 Juni 2021 menandatangani prasasti Peningkatan Kapasitas Ekonomi dan UMKM. "Pengembangan sentra ikan nila di Desa Aro salah satu program BI peningkatan kapasitas ekonomi kategori ketahanan pangan," kata Pandu Irawan.

BI juga telah memberikan bantuan berupa pakan ikan nila, peralatan produksi olahan ikan, mesin produksi olahan ikan, galeri UMKM, saung pariwisata, aplikasi dan website, spot selfie, mural dan tugu/landmark sentra ikan nila. "Besar harapan kami bantuan ini bisa memberikan manfaat, baik dari sisi peningkatan produksi ikan, olahan ikan dan bisa menjadi salah satu spot wisata yang ada di Kabupaten Batanghari, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Aro," katanya.

BI turut mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem Dapil Jambi, Hasbi Anshory atas masukan, koordinasi dan kerjasama yang sangat baik untuk mendukung pengembangan produk-produk unggulan dan UMKM di Jambi. "BI juga berterima kasih kepada Pemkab Batanghari telah mendukung penuh PSBI di Desa Aro," ucapnya.

Ia ingin petani ikan nila bisa mengolah produk ikan nila berupa stik ikan, bakso ikan, sehingga pemberdayaan masyarakat lebih hidup. Terutama bagi kaum ibu-ibu Desa Aro dan sekitarnya. "Kita manfaat gudang yang semula tak terpakai sebagai galeri UMKM. Dulunya gudang ini tak terpakai, kini kita rombak sebagai pusat produksi untuk olahan ikan dan pusat display sebagai etalase menempatkan hasil olahan ikan di wilayah Desa Aro dan sekitarnya," ujarnya.

Wakil Bupati Batanghari Bakhtiar meminta kelompok tani dan masyarakat bisa menjaga semua bantuan PSBI agar bermanfaat menambah perekonomian khususnya petani ikan nila. Bakhtiar memerintahkan Dinas Perikanan menghidupkan kembali pembibitan ikan di Desa Aro. "Kita tahu kemarin bak pembibitan ada tapi tak aktif lagi, sehingga apa yang disampaikan Kades, bibit ikan di beli dari Padang tak lagi terjadi," ucapnya.

Bakhtiar ingin petani ikan segera mungkin memproduksi pakan menggunakan mesin bantuan BI. Bahan baku pakan berasal dari ikan-ikan mati yang telah dikeringkan, kemudian di giling menggunakan mesin hingga menjadi tepung ikan. "Bahan pakan ikan lainnya bisa dari kacang kedelai, dedak dan kacang hijau selanjutnya diaduk. Tolong petani ikan coba dulu membuat pakan sendiri agar mengurangi biaya pembelian pakan ikan kemasan pabrik," katanya.

Masalah pemasaran ikan nila, Bakhtiar minta Kades Aro bisa mengendalikan pasar supaya harga naik turun ikan busa terkendali. Setiap hari produksi ikan segar Kabupaten Batanghari mencapai 3,5 ton. Dua ton ikan dari jumlah itu berasal dari Desa Aro. "Sistem pemasaran ikan tolong diperbaiki ya Dinas Perindagkop," ucapnya.

Hasbi Anshory dalam sambutannya berharap PSBI benar-benar untuk kepentingan masyarakat, jangan asal-asalan. Kadang kala hari ini diberikan bantuan, dua bulan selanjutnya bantuan itu tak ada lagi. Adanya sentra ikan nila Desa Aro merupakan percontohan bagi desa-desa di Kabupaten Batanghari. "Jangan ada desa sebelah cemburu. Desa Aro ini contoh untuk desa-desa bergabung semua, nanti Bank Indonesia bisa melihat kemajuan," ucap Legislator kelahiran Mersam ini.

Ia meyakini Desa Aro bakal menjadi tujuan wisata apabila petani ikan nila bisa memproduksi ikan mentah menjadi makanan olahan. Selama bertugas di Komisi XI dan kini pindah tugas di Komisi I DPR RI, Hasbi berkata PSBI paling banyak berada dalam wilayah Kabupaten Batanghari. "Harapan saya semua yang dapat bantuan bisa bersinergi. Pemkab harus membuat pembibitan ikan supaya membantu meringankannya pengeluaran petani. Saya dapat informasi, ikan nila masih dikuasai Kabupaten Linggau," ujarnya.

457