Home Kesehatan BI Bantu Ambulans, Hasbi: Jangan Banyak Tuntut Pemda

BI Bantu Ambulans, Hasbi: Jangan Banyak Tuntut Pemda

Batanghari, Gatra.com- Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi Pandu Irawan bersama Wakil Bupati Batanghari Bakhtiar dan Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem Hasbi Anshory menyerahkan satu unit mobil ambulans kepada Yayasan Tahan Kilang.

Bantuan ambulans merupakan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Usai diterima Ketua Yayasan Tahan Kilang, ambulans selanjutnya dihibahkan kepada Desa Rantau Kapas Tuo, Kecamatan Muara Tembesi, Batanghari, Jambi.

"Untuk bapak ibu ketahui, pertama saya berharap jangan banyak tuntutan dulu dengan Pemerintah daerah (Pemda)," kata Hasbi Anshory dalam sambutan dihadapan perangkat desa dan masyarakat, Sabtu (6/6).

Menurut dia, pengesahan APBD Batanghari 2021 bukan pada masa pemerintahan Bupati Muhammad Fadhil Arief (MFA) dan Wakil Bupati Bakhtiar. Jangan masyarakat bicara pemerintah saat ini tak berbuat, buktinya jalan masih banyak yang rusak. "Jadi APBD pemerintahan Bupati MFA dan Wabup Bakhtiar pada 2022, itupun anggaran kita akibat Covid-19 jadi kecil," ucapnya.

Ayah empat anak ini berkata dana Pemkab Batanghari 70 persen masih berada di Pusat. Otonomi daerah cuma memilih Bupati-Wakil Bupati dan Gubernur-Wakil Gubernur. Masalah keuangan, daerah masih bergantung dengan Pusat.

"Makanya kita perlu orang-orang kita di Pusat. Saya sebelum tidur selalu berpikir apa yang bisa di bawa ke Batanghari. Saya merasa terpanggil karena saya adalah asli orang Batanghari," ujarnya.

Sebagai putra Batanghari, Hasbi Anshory sangat mendukung program Bupati dan Wakil Bupati Batanghari. Salah satu visi adalah menyediakan ambulans. Sejak di lantik Anggota DPR RI, ia telah memberikan Empat unit mobil ambulans kepada Desa melalui Yayasan.

"Satu unit ambulans hibah Bank Jambi saya berikan di Mersam, satu unit ambulans di Kembang Paseban, satu unit lagi di Pemayung dan hari ini satu ambulans di Rantau Kapas Tuo, Kecamatan Muara Tembesi," katanya.

Ia mengakui Empat ambulans bukan berasal dari uang pribadinya, tapi memanfaatkan jabatannya sebagai Anggota DPR RI. Ia berharap 2024, masyarakat bisa merasakan manfaat jabatannya sebagai Legislator.

"Jangan di ambil hati dan serius sekali," ujar Hasbi sembari tertawa.

Hasbi dan Wabup Bakhtiar mewakili masyarakat Batanghari mengucapkan terima kasih atas bantuan mobil ambulans dari Bank Indonesia. Penggunaan ambulans cuma bagi masyarakat yang sakit dan meninggal dunia.

"Siapa yang memakai ambulans tapi dia tak sakit, berarti dia berdoa sakit. Saya khawatir kalau ambulans tak digunakan sebagai peruntukan, sewaktu ada masyarakat sakit, ambulans tak bisa digunakan," ucapnya.

Hasbi mempunyai alasan pilu hingga dia berjuang mendapatkan ambulans bagi desa-desa. Sewaktu orang tuanya wafat, biaya prosesi pengantaran jenazah dari Jambi menuju Mersam mencapai Rp2 juta. Bagi masyarakat mampu tak masalah biaya segitu, bagi masyarakat tak mampu tentu biaya tersebut sangat memberatkan ekonomi.

"Jadi harapan saya, jangan pernah menggunakan ambulans hibah Bank Indonesia ini selain membawa orang sakit dan meninggal dunia," katanya.

Ia dengan tegas berujar Pemkab Batanghari, DPR dan DPRD harus bersinergi agar pembangunan daerah ini bisa cepat. Kalau DPR dan Pemkab tak bersinergi, cita-cita perubahan sulit tercapai. Mari bersama 'keroyokan', misalnya pembangunan cetak sawah, Bank Indonesia bantu program cetak sawah, Pemkab membangun jalan setapak.

"Kalau sudah sinergi, pasti bagus. Saya berpesan tak ada lagi nomor 1, nomor 2 dan nomor 3. Pilkada telah usai, orang sudah jadi Bupati, orang sudah jadi Gubernur. Yang perlu dipikirkan adalah 2024, yang sekarang sudah lah. Mari bersama membangun daerah kita lebih maju lagi," ucapnya.

Wabup Bakhtiar berpesan agar bantuan ambulans dari Bank Indonesia bisa di rawat supaya bermanfaat. Bantuan ini tentu sangat mengurangi beban ekonomi masyarakat yang sakit dan meninggal dunia. Ia minta Camat membuat peraturan supaya desa merasa aman.

"Jangan sampai mencari gaji supir ambulans susah dan membebani masyarakat yang kemalangan. Kebanyakan selama ini begitu, kalau tak ada uang, sopir enggan mengantar. Saya melihat di rumah sakit seperti itu," katanya.

280