Home Gaya Hidup Heboh Temuan Mortir Kuno di Pekarangan Warga Cilacap

Heboh Temuan Mortir Kuno di Pekarangan Warga Cilacap

Cilacap, Gatra.com– Masyarakat Desa Sadabumi, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dibikin heboh oleh penemuan mortir di pekarangan. Mortir besar dan sudah berkarat ini ditemukan warga saat mengepras tebing di samping rumah Nasrulloh, warga Dusun Sadabumi RT 01 RW 02, Desa Sadabumi, Minggu (6/6).

Seorang warga, Tasir Priyanto (33) mengatakan, ada 5 pekerja yang tengah mengepras tebing rumah. Saat itu, masing-masing tengah melakukan pekerjaannya. Namun, sekitar pukul 10.00 WIB, cangkulnya mengenai benda keras dan dikira termos. “Semula dikira termos. Saya teruskan menggali tapi kok tambah besar,” kata warga Desa Sadabumi RT 02 RW 02.

Tasir lantar memperhatikan lebih jelas benda asing tersebut. Mortir ini sudah berkarat dan diperkirakan sepanjang 70 sentimeter. Dari bentuknya, kelima orang itu tahu bahwa benda tersebut adalah mortir. “Saya langsung deg-degan. Takut bom (mortir) masih aktif,” ujarnya.

Lantaran khawatir, kelima orang ini langsung menghentikan aktivitas pengeprasan. Bahkan, mereka pun memagari mortir menggunakan batang singkong dan diikat menggunakan tali plastik. Mereka kemudian berinisiatif melaporkan penemuan ini ke perangkat desa dan diteruskan ke aparat keamanan. “Begitu tahu itu bom (mortir) kami langsung minggir,” tuturnya.

Sekretaris Desa Sadabumi, Karsam mengatakan, warga merasa takut kalau mortir ini masih aktif. Mereka berharap agar benda ini bisa dievakuasi petugas karena berada di wilayah padat penduduk. “Warga takut meledak hingga lapor ke aparat biar bisa amankan,” kata Karsam.

Hingga berita ini ditulis, belum diperoleh keterangan resmi dari aparat keamanan. Informasi yang diterima, Polsek, Koramil dan Satpol PP Kecamatan Majenang sudah turun ke lokasi. Petugas masih menunggu kedatangan tim dari Polres Cilacap untuk mengevakuasi mortir tersebut.

Lokasi tersebut sampai Minggu siang masih didatangi warga. Mereka penasaran ingin melihat mortir dari dekat. Warga mengabadikan barang langka tersebut menggunakan telepon pintar masing-masing.

1873