Home Internasional Nasib Tokoh Perang Balkan, Dari Jagal Bosnia hingga Harimau Serbia

Nasib Tokoh Perang Balkan, Dari Jagal Bosnia hingga Harimau Serbia

Den Haag, Gatra.com- Hakim Mahkamah International di Den Haag akan memutuskan atas banding Jenderal Serbia Bosnia Ratko Mladic, 78 tahun, terhadap hukuman kejahatan perangnya, Selasa, 8/8. Mantan panglima militer Serbia Bosnia itu akan mendengarkan keputusan bandingnya terhadap hukuman genosida, dalam putusan akhir pengadilan Den Haag atas pembantaian Srebrenica 1995.

Putusan itu akan menjadi babak penutup dalam kasus terhadap pria yang dijuluki "Jagal Bosnia", yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pengadilan kejahatan perang PBB pada 2017. Ada baiknya melihat nasib para pemain kunci dalam perang Balkan tahun 1990-an, yang merenggut lebih dari 100.000 nyawa.

Kasus yang Sedang Berjalan

Mladic, yang dijuluki "Jagal Bosnia", ditangkap pada 2011 setelah 16 tahun buron. Dihukum karena genosida dan kejahatan perang atas pengepungan Sarajevo dan pembantaian Srebrenica dan kejahatan lainnya. Ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada November 2017.

Hashim Thaci, 52, dipaksa mundur sebagai presiden Kosovo pada November untuk juga menghadapi tuduhan kejahatan perang di pengadilan Den Haag. Mantan pemimpin gerilya Tentara Pembebasan Kosovo yang menyebut dirinya "The Snake", menyangkal pembunuhan, penyiksaan, penganiayaan dan kejahatan yang berkaitan dengan konflik 1998-99 dengan Serbia.

Di Penjara

Radovan Karadzic, mantan pemimpin Serbia Bosnia dinyatakan bersalah pada tahun 2016 di Den Haag atas genosida dan sembilan dakwaan lainnya termasuk pemusnahan, deportasi dan penyanderaan. Sidang bandingnya dibuka pada April 2018 dan pada Maret 2019 hukumannya ditingkatkan menjadi penjara seumur hidup.

Para hakim kemudian membuang upaya terakhir untuk banding baru, dengan mengatakan itu "tidak memiliki dasar hukum". Karadzic berada di balik jeruji di unit penahanan keamanan tinggi PBB di Den Haag. Bukti meyakinkan akan terjadinya genosida muncul dari pembantaian Srebrenica 1995 di Bosnia timur di mana hampir 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim dibantai. Karadzic menghindari penangkapan selama 13 tahun sampai dia ditangkap pada 2008 di sebuah bus Beograd yang menyamar sebagai dukun penyembuh Zaman Baru.

Biljana Plavsic, mantan presiden Republika Srpska Serbia Bosnia dan satu-satunya wanita yang dihukum di Den Haag, dia mengaku bersalah atas kejahatan perang dan dijatuhi hukuman 11 tahun penjara pada tahun 2003. Dia dibebaskan pada awal 2009.

Hakim PBB pada 2018 memutuskan menghukum Vojislav Seselj, politisi radikal Serbia itu bersalah atas banding kejahatan terhadap kemanusiaan, menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara padanya. Karena dia telah menghabiskan hampir 12 tahun di tahanan, dia bebas. Seselj merupakan sekutu mantan presiden Serbia Slobodan Milosevic. Pengadilan menemukan Seselj berada di balik pembunuhan Kroasia, Muslim dan non-Serbia lainnya, serta deportasi paksa massal.

Dibebaskan

Ante Gotovina, pensiunan jenderal tentara Kroasia, yang dianggap sebagai pahlawan perang oleh banyak orang Kroasia, pada awalnya dijatuhi hukuman 24 tahun penjara karena kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang. Dia dibebaskan pada banding tahun 2012.

Tewas

Slobodan Milosevic, mantan presiden Serbia tewas di selnya di Den Haag pada tahun 2006, dalam usia 64 tahun, saat diadili untuk 66 tuduhan termasuk genosida, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Sebuah laporan resmi mengatakan dia menderita serangan jantung. Dia dituduh memicu konflik etnis dan pembunuhan massal di bekas Yugoslavia selama 13 tahun pemerintahannya.

Franjo Tudjman, presiden Kroasia, yang perang kemerdekaannya dari federasi Yugoslavia merenggut sekitar 20.000 nyawa, tewas karena kanker pada tahun 1999 dalam usia 77 tahun. Pengadilan Den Haag mengatakan dia akan didakwa atas kejahatan perang seandainya dia masih hidup.

Zeljko "Arkan" Raznatovic, kepala pasukan paramiliter "Harimau" Serbia yang ditakuti, dia didakwa pada tahun 1997 oleh pengadilan Den Haag atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang di Bosnia pada tahun 1995. Dia ditembak mati pada usia 47 pada Januari 2000 di sebuah hotel di Beograd.

Slobodan Praljak, mantan komandan militer Kroasia-Bosnia bunuh diri dengan meminum sianida di pengadilan pada November 2017, tepat setelah hakim banding menguatkan hukuman penjara 20 tahun untuknya.

2262