Karanganyar, Gatra.com - Zona penularan Covid-19 tak menghalangi pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Hal itu dikemukakan Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten Karanganyar, Juliyatmono kepada wartawan di kantornya, Kamis (10/6).

"Memakai pendekatan PPKM mikro. Jadi, PTM dengan zona Covid-19 itu tidak saling mengintervensi. Kalau tentang pendidikan (TK-SD-SMP) di ranah pemerintah kabupaten. Semua sudah disiapkan termasuk antisipasi risiko PTM," katanya.

Sejauh ini, data zona penularan dimutakhirkan tiap pekan. Kasus aktif terbanyak di Desa Ngadiluwih, Matesih dan Cangakan Karanganyar Kota. Jumlahnya tak sampai 20 pasien. Juliyatmono mengatakan, sekolah yang terletak di desa berzona merah, tetap bisa menyelenggarakan PTM.

"Penanganan Covid-19 tetap berlangsung. Sedangkan sekolah tatap muka tidak dipengaruhi. Sebab penanganannya berlainan," lanjutnya.

Salah satu syaratnya, Peserta didik yang mengikuti PTM wajib setahu orangtua dan sekolah mengantongi izinnya. Jumlah peserta PTM tak sampai jumlah rombongan belajar.

"Separuh dulu PTM. Lalu separuhnya lagi sekolah di rumah dengan mengerjakan tugas-tugas dari guru. Masing-masing anak bakal menerima bobot pembelajaran yang sama," katanya.

Juliyatmono yang juga Bupati Karanganyar meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan sistem absen guru ASN yang lebih ramah. Artinya, guru ASN tidak perlu memaksakan diri masuk kerja jika merasa sakit. Seluruh haknya tetap akan diberikan dengan diupayakan tanpa potongan meski tidak masuk kerja.

"Khawatir tunjangan dipotong atau tidak cair, lalu memaksakan diri masuk kerja. Jangan begitu. Bisa-bisa teman sekantor ketularan. Dinas Pendidikan harus luwes menyikapinya," katanya.

Menurutnya, Karanganyar harus bangkit dari keterpurukan akibat pandemi. PTM merupakan awal yang paling dinanti. Berbagai risiko sudah diantisipasi mulai penerapan prokes ketat, vaksinasi guru sampai pemberlakuan kurikulum darurat.

"Ini keberanian kita untuk memutuskan. Juli nanti masuk tahun ajaran baru, apapun risikonya harus PTM," katanya.