Home Kesehatan MUI Jateng Dorong Pemerintah Tegas Terapkan PPKM Mikro

MUI Jateng Dorong Pemerintah Tegas Terapkan PPKM Mikro

Semarang, Gatra.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah (jateng) mendorong pemerintah lebih tegas dalam menerapkan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro. Langkah tegas ini diperlukan karena meningkatnya kasus Covid-19 di sejumlah daerah di Jateng dalam sepekan terakhir.

Ketua MUI Jateng, KH. Ahmad Darodji, menyatakan, pemerintah agar meningkatkan pengawasan penerapan protokol kesehatan Covid-19 di mal, pasar, tempat wisata, kantor, dan tempat-tempat lain yang menyebabkan kerumunan.

“Pemerintah agar lebih tegas dalam menerapkan kebijakan PPKM mikro untuk menekan penyebaran Covid-19,” katanya di Semarang, Rabu (23/6).

Lebih lanjut Darodji menyatakan, MUI Jateng telah mengeluarkan tausiyah tentang kewaspadaan umat Islam menghadapi lonjakan penyebaran Cobid-19, terutama varian baru India.

Tausiyah itu mengajak pengurus takmir masjid dan musala untuk memperketat pelaksanakan protokol kesehatan. Mengimbau umat Islam untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah, dengan memperbanyak ibadah, sedekah, beristighfar, bertaubat, dan berdoa agar Allah senantiasa melindungi dari marabahaya dan menghilangkan pandemi Covid-19.

“MUI Jateng mengimbau umat Islam untuk selalu membaca qunut nazilah setiap salat fardu,” ujarnya.

Di samping itu, MUI Jateng mengimbau kepada para pengasuh pondok pesantren, kepala sekolah/madrasah, guru, khatib, penceramah, dan tokoh-tokoh umat Islam agar dalam ceramah/pengajiannya selalu menyisipkan pesan agar umat Islam selalu menjaga protokol kesehatan dengan disiplin, mengingat semakin tingginya lonjakan kasus Covid-19.

Tausiyah tersebut ditandatangani Ketua Umum MUI Jateng KH. Ahmad Darodji dan Sekretaris Umum KH. Muhyiddin M.Ag serta Ketua Komisi Fatwa KH. Fadlolan Musyaffa, dan Sekretaris Komisi Fatwa KH. Ahmad Izzuddin.

Menurut Fadlolan Musyaffa, kasus Covid-19 menunjukkan tren kenaikan sangat signifikan setelah lima pekan pascaliburan Idulfitri 1442 H/2021.

Di sejumah daerah seperti Kudus, Jepara, Pati, Rembang, Demak, Grobogan, Kota Semarang, Kota Tegal, dan Purwokwerto jumlah pasien Covid-19 sangat tinggi sehingga membuat rumah sakit dan tenaga kesehatan kewalahan.

“Angka riil kasus positif Covid-19 di masyarakat jauh lebih tinggi dari pada angka kasus yang dilaporkan. Lebih-lebih dengan munculnya Covid-19 varian baru yang lebih mudah menular dan sangat membahayakan kesehatan masyarakat,” ujar pengasuh pondok pesantren Fadlul Fadlan Mijen, Semarang ini.

Ahmad Izzuddin menambahkan, merasa heran masih berkembang berita-berita hoaks tentang Covid-19 dan menganggap virus itu adalah rekayasa.

“Adanya berita hoaks Covid-19 ini menyebabkan sebagian masyarakat tidak mau menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas,” kata pengasuh pondok pesantren Life Skill Daarun Najah, Ngalian Semarang tersebut.

1209