Home Ekonomi Industri Masih Alami Kontraksi, Menperin: Mulai Tumbuh Positif

Industri Masih Alami Kontraksi, Menperin: Mulai Tumbuh Positif

Jakarta, Gatra.com - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui kinerja sektor industri non migas masih mengalami kontraksi. Tercatat, berdasarkan data Kemenperin, pertumbuhan industri manufaktur berada di angka -0,71%.

"Tapi bila kita lihat angka kontraksi tersebut berada di atas pertumbuhan ekonomi yang minus 0,74%," katanya dalam acara pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Akbar: BSI in Move secara virtual pada Kamis (24/6).

Ia menjelaskan, meski secara keseluruhan sektor industri masih mengalami kontraksi, beberapa di antaranya sudah mengalami pertumbuhan positif. Seperti pada industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional yang tumbuh sebesar 11,46%. Diikuti Industri Furnitur 8,04%, Industri Logam Dasar 7,71%, Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 3,84%, serta Industri Mesin dan Perlengkapan sebesar 3,22%.

"Selain itu, tercatat nilai ekspor sektor industri pada Januari-April 2021 sebesar US$53,87 miliar tumbuh sebesar 28% dibanding tahun lalu dan menghasilkan neraca surplus sebesar US$5.54 miliar," ungkapnya.

Bahkan, lanjut Agus, dibanding sektor lain, sektor industri masih memberikan kontribusi terbesar sepanjang Triwulan I Tahun 2021. Tercatat, kontribusinya mencapai 17,91%. Besarnya kontribusi sektor industri ini ditopang lima sektor utama pengolahan non migas. Industri makanan minuman 6.8%, industri kimia farmasi dan obat tradisional 2.01%, industri barang logam komputer barang elektronik optik dan peralatan listrik 1.58%, industri alat angkut 1.49%, serta industri tekstil dan pakaian jadi 1.09%.

"Sinyalemen positif bahwa Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari IHS Markit tercatat di posisi 55,3 pada bulan Mei 2021 ini," tambahnya.

Angka ini naik dari 54,6 pada April 2021 dan mencatat rekor survei tertinggi baru selama tiga bulan berturut-turut. Bahkan, angka PMI pada Mei 2021 ini lebih tinggi dari angka PMI China, Jepang, Korea dan India.

"Kondisi bisnis sektor manufaktur kini terus menguat dalam tujuh bulan terakhir secara terus menerus," ucap Agus.


 

57