Jakarta, Gatra.com - Pandemi COVID-19 telah membongkar, merubah banyak hal dan menjungkirbalikkan apa yang selama ini dianggap suatu kenormalan dan mungkin ke depan kondisinya menjadi normal baru. Dari sudut ekonomi, di masa pandemi ini telah diperkirakan digital ekonomi yang bisa dikembangkan untuk menggantikan ekonomi saat ini.

Hal itu disampaikan oleh Rektor Universitas Paramadina, Prof. Dr. Didik J. Rachbini, lewat Zoom dalam webinar bertajuk "Siaga Satu Lingkungan Hidup Indonesia: Solusi Green Economy", yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Paramadina pada Sabtu, (26/6).

"Ketika lingkungan porak-poranda dan ekonomi tidak mampu merubah arah dari sistem ekonomi yang eksploitatif terhadap Sumber Daya Alam (SDA), tidak suistain dan hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, menafikkan efek eksternalitas negatif dari ekonomi yang banyak sekali, maka justru sekarang saatnya untuk berubah," tuturnya.

Didik mengatakan, pandemi ini merupakan masalah besar dan harus dikaitkan dengan green economy atau ekonomi hijau serta menuju ke arah sana. Di dalam pandemi virus corona itu juga terdapat disrupsi yang telah ada dari satu abad yang lalu dan diciptakan teorinya, yakni "Creative Destruction Cycle" oleh Joseph Schumpeter.

Sementara itu, ia menyebut kasus positif COVID-19 di Indonesia per tanggal 24 Juni 2021 yaitu kurang lebih sekitar 20 ribu kasus dan jauh lebih tinggi dari sebelumnya. 

"Dan ini, saya tidak tahu sampai kapan turunnya ya, tapi tentu ada endingnya ya, mudah-mudahan cepet ya," ujar Didik.