Home Olahraga Secangkir Teh Bahas Olahraga Bersama Marciano Norman

Secangkir Teh Bahas Olahraga Bersama Marciano Norman

Jakarta, Gatra.com – Beberapa perhelatan akbar olahraga tingkat dunia maupun nasional sudah di depan mata. Jadwal terdekat seperti Olimpiade Tokyo pada 23 Juli – 8 Agustus 2021, World Cup U-20 yang sedianya digelar juni ini namun dijadwal ulang karena pandemi Covid-19, dan untuk tingkat nasional dihadapkan dengan PON (Pekan Olahraga Nasional) XX Papua 2021 pada 2 – 15 Oktober 2021. Baik mengikuti atau menyelenggarakan sebuah acara tentunya dibutuhkan persiapan yang matang di berbagai bidang. Untuk mengetahui perkembangan seputar olahraga terkini, Gatra mendapat kesempatan untuk wawancara khusus dengan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat (KONI), Letjen (Purn). Marciano Norman di ruangan kerjanya, kantor KONI Pusat, Jakarta, (23/06).

 

Dunia olahraga bukan hal yang asing baginya ketika dipilih menjadi nahkoda Ketua Umum Komite Olahraga Nasional periode 2019 – 2023. Sebelumnya Marciano pun dipercaya menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) selama dua periode, 2011 – 2015 dan 2015 – 2019. Tak hanya itu, ia pernah menjadi Ketua Inkai Kalimantan Barat dan Pembina Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia (Pordasi).

 

Alumni Akademi Militer 1978 dari Kesatuan Kavaleri TNI-AD ini, mempunyai perjalanan dinas militer yang gemilang. Mengawali karir di lingkungan Batalyon Kavaleri 7 Kodam Jaya, kemudian dipercaya sebagai Komandan Kodim 1633/Nainaro, Wakil Asisten Operasi Kaskargartap I/Jakarta, Wakil Asisten Operasi Kasdam Jaya, Asisten Operasi Kasgartap I Jakarta, Asisten Operasi Kasdam Jaya, kemudian menjadi Damrem 121/ABW Kodam Tanjungpura. Marciano pun pernah bertugas menjadi Direktur Analisa Lingkungan Strategi Ditjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan saat berpangkat brigadir jenderal.

Seperti sang ayah, Mayjen TNI (Purn) Norman Sasono, saat dua bintang dipasangkan dipundak, pria kelahiran Banjarmasin 20 Oktober 1954 pun ditunjuk menjadi Komandan Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) pada 2008. Dua tahun kemudian, Marciano kembali ke lingkungan awal karirnya, Kodam Jaya, sebagai Panglima Komando Daerah Militer Jaya. Tidak sampai satu tahun, jabatan Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Kodiklat TNI-AD) harus diembannya pada 26 April 2011.

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara 2011 – 2015 ini, menyambut Gatra dengan ramah dan antusias membahas seputar topik olahraga. Masing-masing secangkir teh manis menemani wawancara pagi jelang siang yang telah melalui prokes Covid-19.

Apa yang harus dilakukan untuk lebih mengangkat prestasi olahraga?

Pola pembinaan prestasi harus ditata lebih baik lagi, tidak bisa semua diserahkan kepada pimpinan cabang olahraga (cabor) saja. Pimpinan dan pengurus cabor membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, dan tentunya pemerintah melalui kemenpora memberikan dukungan kepada cabang-cabang olahraga itu. Dan KONI memberi dukungan dari segi pembinaan organisasi, agar dapat mendorong pencapaian prestasi yang lebih baik. Mungkin suatu saat nanti, saat KONI sudah mempunyai kemampuan yang lebih baik, ingin berkontribusi lebih .... pertama dalam sisi peningkatan pelatihan. Contohnya seperti jaman pak Bob Hasan pada atletik, pelatih yang dipanggil oleh beliau adalah pelatih kelas dunia, seperti Harry Marra pelatih dari Amerika Serikat. Sebagai induk organisasi olahraga ingin berkontribusi kepada cabang-cabang, mendorong demi prestasi. Kalau dari segi teknis pasti cabor yang lebih tahu, karena memang itu wilayah mereka. Tapi dari sisi lain yang bisa kita berikan, seperti kesempatan mereka ke luar negeri untuk studi banding, berlatih, atau mengikuti pertandingan. Tidak semua pimpinan cabor seperti Almarhum Bob Hasan. Beliau bisa pegang sekian lama dengan mencurahkan segalanya, dan kita harus memberikan apesiasi terhadap almarhum Bob Hasan karena peninggalan beliau di atletik. Jalannya sudah beliau siapkan, tinggal diteruskan penerusnya, mudah-mudahan pak Tigor Tanjung, apalagi Ketua Umum PBPASI adalah pak Luhut Binsar Panjaitan, saya optimis atletik makin berprestasi.

Saya orang yang berpikir sangat sederhana, dalam arti .... olahraga ini adalah pemersatu bangsa. Harus dikelola dengan kuat, bicara olahraga kita bicara merah-putih. Karena cabang olahraga apapun, begitu dia meraih prestasi yang naik adalah bendera merah-putih, dan Indonesia Raya yang dikumandangkan. Itu pengorbanan atlet-atlet kita, setiap tetes keringat yang dikucurkan oleh atlet-atlet itu, endingnya adalah merah-putih.

Bagaimana cara mendapatkan calon atlet yang berpotensi?

Kalau bisa olahraga dibangun dari keluarga, menghimbau agar keluarga cinta akan olah raga. Dari keluarga yang cinta olahraga, mudah-mudahan akan menghasilkan anak-anak yang sehat, kuat, punya daya saing tinggi, sportif. Mereka itu sebagai generasi penerus. Kalau mereka menjadi generasi penerus tapi tidak dipersiapkan baik, maka tinggal menunggu negara ini runtuh saja.

Dalam olahraga kalah-menang adalah biasa, hari ini kalah tapi esok hari bisa menang. Sifat kompetitif itu penting, kita harus menjadi bangsa yang punya daya saing yang kuat. Kita tidak boleh menjadi bangsa yang hanya terkagum-kagum pada kemajuan orang lain tetapi juga bisa membuat bangsa lain terkagum-kagum. Kalau dia bisa, gue juga bisa ..... Tapi jangan menghalalkan segala cara untuk menang tapi menang dengan cara terhormat dan bermartabat.

Apa strategi agar bisa berprestasi meraih medali pada multi-event internasional?

Setiap event olahraga mempunyai berbagai kandungan tujuan utama, ada yang untuk mengedepankan persahabatan antar negara dan ada yang murni kompetisi olahraga. Contohnya olimpiade, jenis cabang olahraganya sudah ditentukan. Tapi misalnya pada olimpiade 2021, karate itu dipertandingkan karena lokasinya di Jepang, tapi nanti karate tidak dipertandingkan di Olimpiade Paris 2024. Cabang olahraga yang dipertandingkan pada Asian games juga telah ditentukan seperti pada olimpiade, sudah disepakati apa saja yang harus dipertandingkan. Sehingga nanti baru penyelenggara besar dalam hal ini OCA memberikan pilihan kepada tuan rumah untuk menambah cabang tambahan. Sebagai contoh taekwondo pada Asian Games kemarin, ada pertandingan kontak dan jurus. Belum ada dalam sejarah, jurus dipertandingkan pada multi-event, dan baru kemarin itu dipertandingkan. Jadi kalau Indonesia nanti jadi tuan rumah (olimpiade) .... Insya Allah .... pencak silat bisa dipertandingkan.

Bagaimana posisi kita dengan negara ASEAN lainya?

Negara-negara tetangga kita juga telah maju, punya srategi, kita harus mulai juga. Sepak bola selalu bergengsi, tapi medalinya satu tapi gengsinya gede, tapi di sisi lain seperti di atletik, renang, senam, itu tambang atau sumbernya medali. Itu di atletik kalau kita bisa kuasai, puluhan medali bisa didapatkan .... kemudian renang dari berbagai gaya .... atau di senam juga, dan lainnya. Seandainya kita dalam suatu event besar, semuanya cabang menang tapi sepak bolanya kalah kayaknya itu aja yang diceritain, yang dibahas itu aja, keberhasilan cabor lainnya yang dapat emas seperti tenggelam.

Bagaimana dengan perkembangan sepak bola?

Bapak presiden memberi perhatian khusus pada sepak bola, dan seharusnya kita jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Tapi karena situasi tidak memungkinkan akibat pandemi Covid-19, diundur pada 2022. Tim yang disiapkan terdiri dari remaja atau anak-anak muda dengan pelatih yang kita panggil ini .... kalau buat saya pelatih kelas dunia, Shin Tae-Yong. Pada saat pegang kesebelasan Korea Selatan, dia bisa mengalahkan Jerman. Itu bukan sembarangan. Anak-anak asuhnya banyak sudah main di liga eropa. Kulturnya kan orang asia, semoga cocok. Tapi kita harus sabar .... jangan harap dia datang terus langsung menang. Dia butuh waktu dan harus diberikan kepercayaan penuh untuk mengelola ini.

Berarti pelatih juga sangat berpengaruh?

Contohnya .....seperti bulutangkis ....kan pelatih-pelatih Indonesia malah diburu oleh negara-negara lain. Negara yg maju bulu tangkisnya itu karena pelatih dari Indonesia, itu kan kelebihan kita. Tapi cabor-cabor lain, seperti atletik masih memerlukan pelatih dari luar, dan sebaiknya investasi pelatih yang kelas dunia. Supaya bisa merubah dan mengarahkan lebih baik.

Bagaimana persiapan seandainya menjadi tuan rumah Olimpiade 2032?

Presiden Joko Widodo berkeinginan agar Indonesia bisa menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 tetapi untuk menjadi tuan rumah perjalanannya masih panjang. Indonesia di olimpiade Brasil berada di rangking empat puluhan..... kita harapkan di jepang bisa mendapatkan medali emas lebih dari satu misalnya dua atau tiga ..... Insya Allah bisa naik ke peringkat tiga puluhan. Sehingga di perancis naik ke dua puluhan .....terus melakukan pembinaan, sehingga nanti seandainya menjadi tuan rumah, kita bisa masuk di sepuluh besar. Tapi memang harus melalui sebuah perjalanan yang panjang. Atlet yang diharapkan tampil pada olimpade 2032 harus mulai dibina. Waktunya masih 11 tahun dari sekarang, jadi persiapan bisa cukup matang, termasuk usianya harus pas ..... dihitung, kapan waktu puncak prestasinya harus jatuh pada tahun itu. Karena itu kita berharap cabor itu menjalankan desain besar olahraga yang ditentukan pemerintah melalui Kemenpora, dan dijabarkan oleh KONI .... menjadi desain atau strategi pembinaan olahraga, dan kemudian dikelola cabor. Atlet akan terpantau perkembangannya atau kemajuannya .... saling komunikasi, dukung, dan kerjasama. Bila tidak terencana dengan baik, nanti pada waktu yang kita harapkan, atlet yang ada tinggal adalah atlet senior yang sedang atau sudah turun performanya.

Pola atau strategi pembinaan olahraga yang paling cocok?

Setiap daerah membina olahraga unggulannya di daerah itu. Misalnya kudus, Jateng, yang terkenal dengan gudang atlet bulu tangkis, mereka konsentrasi saja atau fokus pada itu. Sehingga suatu saat induk cabor butuh, mereka terdukung secara maksimal dan mendapat pasokan atlet yang mempunyai persiapan yang baik. KONI itu anggotanya 71 cabang olahraga, sepertinya agak sulit bila seluruhnya didanai. Ada skala prioritas pembinaan yang dipilih berdasarkan cabor penyumbang emas terbesar atau juga yang menyumbangkan medali. Harus juga dilihat cabor yang menjadi potensi sumber medali dalam olimpiade, bila pembinaan kita fokuskan, ada kemungkinan dapat mendulang medali lebih dari satu. Contohnya liat Singapura, mereka sangat fokus pada renang, sehingga satu orang atletnya bisa dapat 6 hingga 7 medali emas. Kalau kita punya kayak dia, satu orang aja ..... Indonesia bisa berada di 10 besar. Kita dulu pernah punya di jamannya Lukman Niode, Gerald Item ....mereka semua sekolah di Amerika, kita dulu merajai. Mengirim atlet untuk digembleng di luar negeri dapat menjadi salah satu opsi pola pembinaan untuk mengejar prestasi, tapi harus sesuai dari cabor unggulan di negara yang dituju.

Tadi sempat disinggung pencak silat, perkembangan untuk event olahraga internasional?

Sosialisasi untuk silat sudah mulai cukup luas tetapi masih belum menjadi cabang olahraga wajib yang dipertandingkan dalam event internasional. Untuk itu Kemenpora, PB IPSI, KONI harus berkolaberasi dengan beberapa kementerian lainnya untuk melakukan Road To Olympic 2032, agar silat dapat menjadi cabang olahraga wajib dalam olimpiade tersebut. Walupun perjalanan masih panjang tapi sosialisasi harus lebih gencar, dan harus bisa memanfaatkan semua kedutaan besar Indonesia yang tersebar di seluruh dunia untuk mempromosikan silat. Beberapa negara eropa seperti Belanda cukup cinta tentang silat, pelatih silat indonesia banyak dicari di sana. Promosinya harus lebih massive supaya hasilnya kelihatan. Harus ada kejuaraan atau pertandingan resmi yang mudah disaksikan oleh semua orang, seperti acara seni bela diri yang disiarkan di salah satu TV swasta.

Apa yang dimaksud media sebagai intelijen olahraga?

Kita butuh media dalam melakukan pembinaan olahraga prestasi .... karena temen-temen media adalah bagian dari sport intelligence (intelijen olahraga). Mereka yang selalu mendapatkan informasi-informasi yang sesuai, baik itu secara luas atau bahkan kekhususan pada satu cabang olahraga saja. Sehingga dari mulai atlet, pengurus cabor, pelatih hingga KONI selalu mempunyai informasi tentang perkembangan olahraga dari negara-negara lain. Ada bahan pembanding bagi para insan olahraga. Data-data yang disajikan media dapat sebagai bahan-bahan pendamping pembinaan atlet. Lebih baik lagi bila nanti setiap media mempunyai fokus atau spesialisai liputan olahraga pada cabang-cabang tertentu. Informasi yang dikumpulkan akan lebih fokus dan dalam. Misalnya .....orang seneng atletik, maka orang akan mencari berita tentang atletik ke media A. Ketika fokus, maka penyajian berita akan lebih dalam dan detail. Kalau suka sepak bola, mencari informasi seputar sepakbola .... bagaimana sih Cristiano Ronaldo bisa sehebat ini? Dulu perjalanannya seperti apa? Latihannya kayak gimana? Disiplinnya kayak gimana? Mentalnya seperti apa? Kan bisa cari di media B. Tetapi kalau satu media beritanya terlalu beragam maka informasinya tidak akan dalam, malah cenderung biasa-biasa saja.

Perkembangan persiapan Pekan Olahraga Nasional XX Papua?

Persiapan PON 2021 Papua telah berjalan sesuai jadwal yang ditentukan. Dan KONI Pusat bersama Kemenpora, dan Panitia Besar PON XX mengadakan rapat bersama untuk membahas seluruh perkembangan di kantor KONI Pusat, Jakarta, (25/06). Selain pembahasan persiapan, masalah tentang kesehatan tetap menjadi isu serius pada masa pandemi Covid-19. Perhatian isu kesehatan bukan hanya tentang Covid-19 saja, tetapi juga Malaria. Kita sebelumnya sudah mengadakan rapat-rapat, technical delegates sudah melakukan rapat, dan kunjungan venue di Mimika, Jayapura, dan Merauke. Secara keseluruhan kesiapan venue berjalan bagus. Pemerintah daerah sedang mempersiapkan akomodasi, konsumsi, transportasi lokal, bagi kontigen dari 33 provinsi. PON ini akan berjalan baik, apabila pertama .... kondisi pandemi Covid reda, kita tidak mungkin menyelenggarakan PON di daerah yang zona covidnya merah. Semua atlet yang berangkat harus sudah divaksinasi kecuali yang secara medis tidak dibolehkan dokter, masyarakat di sana juga divaksin. Yang datang sehat .... yang didatangi sehat dan nyaman .... yang pulang juga sehat. Selain sebagai ajang pertemuan olahraga, PON XX juga mempunyai pesan akan kebangkitan bangsa Indonesia dari masa pandemi dan menunjukkan bahwa Papua aman, damai, dan nyaman. Saya berharap Pekan Olahraga Nasional XX Papua 2021 adalah pekan olahraga nasional sebagai pemersatu bangsa dan menunjukkan bahwa Indonesia bisa bangkit dari masa pandemi.


Pewawancara: Jongki Handianto

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR