Washington DC, Gatra.com– Amerika Serikat (AS) kembali memperingatkan Cina, agar membatalkan penyerangan terhadap angkatan bersenjata Filipina di Laut Cina Selatan (LCS). AS bersikeras membela Filipina karena kedua negara memiliki perjanjian pertahanan bersama tahun 1951.

Dilansir Reuters, Senin (12/7), Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyampaikan peringatan keras AS lewat pernyataan tertulis, menjelang tahun kelima keputusan pengadilan arbitrase PBB yang menolak klaim teritorial luas Cina di Laut Cina Selatan.

“Amerika Serikat menegaskan kembali kebijakan 13 Juli 2020 mengenai klaim maritim di Laut Cina Selatan,” kata Blinken, merujuk pada penolakan yang dilakukan pemerintahan mantan Presiden Donald Trump terhadap klaim Cina atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar LCS.

Menurutnya, serangan terhadap angkatan bersenjata Filipina, kapal umum, atau pesawat terbang di Laut Cina Selatan akan memengaruhi komitmen pertahanan bersama AS, berdasarkan Pasal IV Perjanjian Pertahanan AS-Filipina tahun 1951.

Dalam pasal perjanjian itu tertulis, "setiap pihak mengakui bahwa serangan bersenjata di wilayah Pasifik pada salah satu pihak akan berbahaya bagi perdamaian dan keselamatannya sendiri, dan akan bertindak menghadapi bahaya bersama sesuai dengan ketentuan proses konstitusional."

Pada tanggal 8 April lalu, Blinken telah melakukan pembicaraan dengan menteri luar negeri Filipina, dan menyatakan akan menegaskan kembali penerapan perjanjian itu di Laut Cina Selatan.

Sementara, hingga kini Cina masih mengklaim sebagian besar wilayah di Laut Cina Selatan, berdasarkan sembilan garis putus atau "nine dash line," yang juga diperebutkan oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.