Home Gaya Hidup Di Luar Pekarangan Rumah Raja Yogya, Berharap Pagebluk Tak Makin Memburuk

Di Luar Pekarangan Rumah Raja Yogya, Berharap Pagebluk Tak Makin Memburuk

Yogyakarta, Gatra.com – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dituntut memaksimalkan aset dan sumber daya, terutama dari Dana Keistimewaan (danais), untuk mencegah pagebluk Covid-19 makin memburuk.

Di bawah terik matahari di siang bolong, Senin (12/7), mengenakan surjan dan blangkon, aktivis Jogja Corruption Watch (JCW) Baharuddin Kamba, menggelar aksi tunggal di depan pagar Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta.

Kamba menyampaikan lima permintaan kepada Raja Keraton Yogyakarta sekaligus Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sultan diminta hadir secara langsung di tengah masyarakat yang saat ini berjuang melawan Covid -19.

“Kehadiran Raja Jogja dapat memberikan secercah harapan bagi masyarakat untuk tetap semangat dan sehat kembali bagi para pasien yang sedang sakit,” ujar Kamba.

Menurut dia, Gubernur DIY juga dapat mengingatkan seluruh stafnya untuk tidak mengorupsi APBD DIY dan danais, serta ada sanksi tegas jika terjadi hal itu. Kamba menyatakan Gubernur DIY dapat memerintahkan stafnya memaksimalkan penggunaan APBD dan danais untuk penanganan pandemi.

“Misalnya, pembelian obat-obatan bagi pasien Covid dan tenaga kesehatan, terjaminnya pasokan oksigen, pembiayaan bagi pasien Covid yang sedang di rumah atau isolasi mandiri, pekerja nonformal serta bantuan bagi masyarakat miskin terdampak Covid -19,” tuturnya.

Pemda DIY juga diminta menunda pelaksanaan proyek infrastruktur atau pembangunan yang anggarannya bersumber dari APBD DIY dan danais. Kamba pun meminta aset-aset milik Pemda DIY berupa bangunan, seperti Hotel Mutiara Malioboro yang dibeli Rp 150 miliar dari danais, dapat digunakan sebagai shelter Covid -19.

“Karena jika pasien covid -19 melakukan isoman sangat riskan penularan bagi keluarganya juga tidak tertangani secara maksimal oleh para medis,” katanya.

Apalagi pasien Covid -19 yang melakukan isoman sudah banyak yang meninggal dunia. “Jangan sampai korban terus berjatuhan,” ujarnya.

Surat berisi lima permintaan untuk Raja Yogyakarta itu dikirim melalui Kantor Pos Besar Yogyakarta seusai aksi di depan pagar Alun - alun Utara Yogyakarta senilai Rp2,3 miliar dari danais tersebut.

Menurut Kamba, aksi di sisi luar dari tempat yang sempat ramai disebut di medsos sebagai ‘pekarangan rumah’ Raja Yogyakarta itu amat kontras dengan kondisi warga DIY yang terimbas pagebluk di DIY yang kian memburuk.

Kepala Bagian Humas Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji menyatakan Senin ini terdapat tambahan 1.731 kasus. Tambahan ini mengikuti jumlah kasus kemarin, Minggu (11/7) yang mencapai rekor selama pandemi, yakni 1.895 kasus. "Total kasus Covid-19 terkonfirmasi di DIY mencapai 77.994 kasus,” ujarnya, Senin.

Dari total kasus positif, 56.430 penderita telah sembuh. Adapun 19.538 orang menjadi kasus aktif, termasuk 1.466 orang dirawat di rumah sakit rujukan dan sisanya menjalani isolasi di selter atau di rumah.

Jumlah kematian tiap hari juga tinggi. Kemarin ada 50 orang dan hari ini 47 orang wafat karena Covid-19. “Total kasus meninggal menjadi 2.026 kasus,” kata Ditya.

7378