Home Kesehatan Waspada Kanker Kepala dan Leher, Kenali Cirinya

Waspada Kanker Kepala dan Leher, Kenali Cirinya

Therapi Kanker (Dok Googlemind)
Therapi Kanker (Dok Googlemind)">

Jakarta, Gatra.com- Dokter Spesialis Penyakit Dalam dengan sub-spesialis dalam Hematologi, dr Andhika Rachman SpPD KHOM mengingatkan pentingnya mewaspadai kanker kepala dan leher. Sebab banyak pasien memang yang tidak menyadari ketika dirinya menderita penyakit tersebut.

"Tidak ada asap kalau tidak ada api. Kalau ada perubahan biologis pasti ada gejala yang muncul. Misal keluhan penurunan berat badan drastis tidak disadari, kurang nafsu makan hingga ada mimisan, itu salah satu gejala," papar dr Andhika dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/7).

Kanker kepala dan leher termasuk jenis penyakit yang tidak banyak orang yang familiar. Tumor ganas ini berkembang di dalam atau sekitar tenggorokan, laring (kotak suara), serta hidung, amandel, sinus dan mulut.

Pada penyakit ini, sel kanker akan bermula pada sinus paranasal dan rongga hidung dan mulut. Juga kelenjar ludah, pangkal tenggorokan, serta rongga di belakang hidung dan mulut yang menghubungkan keduanya ke kerongkongan.

Beberapa gejala harus diwaspadai, seperti muncul adanya mimisan. Nasofaring dan orofaring mimisan atau hidung terasa penuh, keluhan sulit bernafas, hingga tidur mengorok. Ciri kanker leher bisa muncul ke lidah, misal rongga mulut ada luka yang sukar sembuh atau sariawan di lidah misalnya.

Gejala lain, misalnya ditemukan benjolan atau karena merasakan telinga dan hidung seperti penuh. Ternyata setelah ditelusuri dari keluhan pasien tersebut ditemukan semacam benjolan. Tercium bau busuk dari mulut dan hidung harus dikaitkan gejala lain. Sakit kepala terus, hidung terasa penuh ada bengkak di pipi misal di daerah sinus hingga wajah asimetrik, papar dr Andhika.

Ia menuturkan bahwa kebanyakan pasien kanker leher dan kepala diketahui ketika sudah dalam kondisi stadium lanjut, yakni stadium IIIB dan IV. "Kebanyakan orang kita itu datang ketika dengan keluhan baru kontrol. Sehingga diketahui setelah stadium lanjut" ungkapnya.

Perlu diwaspadai bahwa kanker kepala dan leher banyak terdiagnosa pada usia diatas 50 tahun dimana risiko hingga dua kali lipat terjadi kepada pria. Masih ada hubungan dengan merokok, laki-laki karena faktor mayoritas risiko rokok tembakau. Bisa 4 hingga 10 kali lipat risiko muncul. Lainnya risiko alkohol, infeksi karena penyakit menular dan virus HPV, jelas dr. Andhika.

Di dunia, pada tahun 2020 diagnosa baru kasus kanker yang menyerang bibir dan rongga mulut, orofaring, laring, hipofaring, nasofaring dan kanker kelenjar ludah mencapai 932.000 orang¹. Berdasarkan data Globocan 2020 menyebut bahwa lima tahun terakhir kasus kejadian kanker nasofaring mencapai 54.670 kasus dimana dari 100.000 orang ada 20 orang yang terkena. Untuk kasus baru mencapai 19.943 dengan kematian 13.399 orang.

Dr. Andhika memaparkan, semakin cepat terdeteksi maka akan semakin besar pula angka kesembuhan dan survival rate dia. Misal untuk penderita stadium awal memiliki tingkat kesembuhan 85,5%. Sedangkan penderita kanker yang sudah ada di daerah regional kelenjarnya, angka survival dia 66,8%. Sedangkan yang sudah metastasis dia akan turun menjadi 40%.

8672