Home Kebencanaan Bikin Haru, Jenazah Pasien Covid-19 Jadi Saksi Ijab Kabul

Bikin Haru, Jenazah Pasien Covid-19 Jadi Saksi Ijab Kabul

Purworejo, Gatra.com - Entah bagaimana sedihnya perasaan calon mempelai Dewi Zulfa dan Anto Sudibyo yang harus kehilangan calon wali pernikahan mereka. 

Pasalnya, ayah calon pengantin perempuan, KH Yusuf Rozikin, warga RT 02 RW 03, Desa Tamansari, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah itu meninggal dunia akibat Covid-19.

Terpaksa, hari bahagia ijab kabul yang sudah ditentukan yaitu pada Bulan Sapar atau akhir Agustus 2021 mendatang harus dimajukan hari ini, Selasa (13/7). 

Jenazah sang ayah yang masih di dalam ambulans, menjadi saksi pelaksanaan akad nikah putri pertamanya itu.

Sempat terjadi miskomunikasi antara pihak keluarga almarhum mantan anggota DPRD Purworejo periode 2004-2009 itu dengan pihak RSUD Tjitrowardojo dan Satgas Covid-19. 

"Sempat ada negoisasi pelik dan susah meyakinkam pihak keluarga bahwa Pak Kiai memang meninggal dalam keadaan positif Covid-19. Akhirnya saya telepon Kapolsek, Danramil dan Pak Camat untuk solusinya. Alhamdulillah, akhirnya keluarga merelakan jenazah dipulasara dengan protokol Covid-19," jelas Kades Tamansari, Ponco Radius Widodo, saat menunggui proses pemulasaran jenazah di RSUD Tjitrowardojo, Selasa siang (13/7).

Akhirnya jenazah tiba di rumah duka sekira pukul 11.03 WIB. Tanpa diturunkan dari ambulans, keluarga kemudian melakukan salat jenazah di halaman rumah. Usai salat, sekira pukul 11.08 WIB, kemudian dilakukan ijab kabul anak pertama almarhum. 

Saking shock-nya, mempelai perempuan tak tampak, hanya mempelai pria yang mengikuti prosesi ijab dengan wali nikah adalah adik dari Dewi bernama Fajar.

Selesai ijab, jenazah kemudian dibawa ke pemakaman desa setempat untuk dimakamkan sesuai protokol C-19.

Kakak ipar almarhum, H Tohari yang bersedia memberi keterangan menjelaskan bahwa, sebenarnya almarhum mengeluh sakit sudah empat hari sebelumnya. 

"Almarhum mengeluh pusing dan perutnya mual, panasnya pun naik turun, tapi dirawat di rumah dengan bantuan dari bidan desa, sudah diinfus. Karena kondisi tak membaik, kemudian atas mufakat keluarga, kemarin sekira pukul 16.00 WIB dibawa ke RSUD. Namun Allah lebih sayang, tadi pagi sekitar pukul  04.30 Beliau meninggal dunia," jelas Tohari usai pemberangkatan jenazah.

Mendengar kabar meninggalnya politisi PKB yang terkenal baik di desanya itu, keluarga kemudian sepakat untuk menikahkan putri pertamanya hari ini juga. 

"Menurut adat kepercayaan kami, almarhum masih bisa menyaksikan ijab putrinya meskipun tidak bisa menjadi wali. Secara agama pernikahan sudah syah, namun secara hukum belum. Rencana Bulan Sapar nanti akan dilaksanakan pernikahan lagi agar syah secara hukum," kata Tohari.

4182