Home Kesehatan Ini Cara Luhut Awasi PPKM Darurat

Ini Cara Luhut Awasi PPKM Darurat

Jakarta, Gatra.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa dalam memonitor PPKM Darurat, dirinya menggunakan tiga indikator.

Ketiga indikator tersebut adalah penggunaan Facebook Mobility, Google Traffic, dan data intensitas cahaya di malam hari dari NASA/NOAA. Luhut menggabungkan ketiga indikator tersebut dan menyebutnya sebagai satu indikator komposit.

Facebook Mobility mengukur aktivitas dan pergerakan penggunanya berdasarkan lokasi GPS dan jaringan telekomunikasi yang terhubung pada perangkat yang digunakan untuk mengakses dan/atau terhubung pada aplikasi. Data ini menggambarkan pergerakan orang antar-wilayah maupun di dalam wilayah administrasi tertentu hingga ke tingkat komunal.

Sementara itu, Google Traffic mengukur aktivitas dan pergerakan lalu lintas masyarakat. Untuk setiap kabupaten/kota, terdapat empat ruas jalan dari dan ke pusat kota yang dimonitor tingkat kepadatannya.

Lalu data intensitas cahaya di malam hari dari NASA/NOAA digunakan untuk mengukur aktivitas dan pergerakan masyarakat pada malam hari melalui intensitas cahaya. Data yang diperoleh berupa gambar pencitraan dari satelit NASA/NOAA.

“Ini kami gunakan supaya kita bisa ngukur untuk menghadapi varian Delta ini. Jadi tidak hanya bikin sana, bikin, tidak, karena semua lelah,” ujar Luhut pada konferensi pers pagi ini, Kamis, (15/7/2021).

“Saya ulangi, semua kita lelah. Itu teman-teman prajurit yang di bawah tuh lelah. Udah satu setengah tahun mereka kerja. Jadi jangan kita tambahin lagi masalah karena kepentingan politik kita, kepentingan popularitas kita. Jangan kita [dahulukan] popularitas dari pada masalah kemanusiaan. Saya titip sekali lagi itu,” tegas Luhut.

Luhut menyampaikan bahwa ketiga indikator tersebut dipilih karena memenuhi dua elemen penting dalam pengawasan pembatasan aktivitas dan pergerakan masyarakat, khususnya selama berlakunya PPKM Darurat, yaitu timeliness dan locality.

Seluruh indikator yang dipakai dapat mencerminkan aktivitas dan pergerakan masyarakat di level kabupaten/kota dengan lag yang relatif pendek.

Indeks mobilitas gabungan pada periode PPKM Darurat kemudian dibandingkan dengan periode baseline, yaitu 24 mei-6 Juni 2021. Analisis tambahan dilakukan dengan menggunakan data Google Mobility.

“Jadi dari sini [Google Mobility] kita melihat apa yang harus kita lakukan. Nah, apa mobilitas yang kita lihat? Cukup membaik saya kira. Google Traffic, Facebook Mobility, turun tajam. Intensitas cahaya lampu di malam hari sudah menunjukkan turunnya aktivitas di malam hari,” tutur Luhut.

“Ini daerah DIY. Dan ini saya pikir memberikan indikasi makin baik. Yang tadinya di Jogja itu banyak [zona] hitamnya, sekarang mulai merah, dan masuk di kuning. Itu yang kita mau. Begitu juga di Bali,” ujar Luhut.

Luhut juga megklaim bahwa dalam memonitor aktivitas masyarakat selama PPKM Darurat, ia dan tim yang dibawahinya melakukan tugas tersebut secara saintifik. Ia menyatakan bahwa dirinya mendengar pendapat dari asosiasi profesor kedokteran serta guru-guru besar dari universitas.

“Kan pengetahuan saya juga terbatas. Saya dengarkan teman-teman yang sesuai dengan bidangnya untuk berikan masukan dan cara bagi kita apa baiknya. Itu juga dapat masukan dari teman-teman yang ahli dalam bidangnya itu,” ujar Luhut.


 

90