Home Hukum Menko PMK Tegaskan Vaksinasi Mandiri Bukan Untuk Komersialisasi

Menko PMK Tegaskan Vaksinasi Mandiri Bukan Untuk Komersialisasi

Sukoharjo, Gatra.com- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meyakinkan bahwa pemerintah sama sekali tidak memiliki tujuan komersialisasi dalam pelaksanaan vaksinasi gotong-royong. Hal tersebut dia tegaskan usai mengunjungi PT Konimex, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (16/7).

Menurutnya, pelaksanaan vaksin gotong-royong ini semata-mata untuk mempercepat pencapaian herd immunity atau kekebalan kelompok di masa pandemi Covid-19.

"Jadi ini betul-betul harus dipahami. Tidak ada niat pemerintah untuk lari dari tanggung jawab, cuci tangan, juga tidak ada niat untuk komersial apalagi jualan. Ini tujuannya adalah kepentingan, kemaslahatan bersama untuk mempercepat tercapainya herd immunity atau kekebalan kelompok," tegasnya 

Dijelaskan bahwa untuk mencapai kekebalan kelompok perlu 70% minimum penduduk Indonesia yang sudah tervaksin atau sekitar 187 juta jiwa. Faktanya, laporan Menteri Kesehatan Budi G Sadikin kepada Presiden Joko Widodo, saat ini dari 130 juta vaksin yang tersedia baru sekitar 50 juta yang sudah disuntikkan.

Dengan vaksinasi gotong-royong, karyawan perusahaan, individu, dan keluarga individu yang pendanaannya ditanggung atau dibebankan pada badan hukum atau badan usaha dapat melakukan vaksinasi berbayar. Kendati demikian bukan berarti pemerintah tidak bertanggung jawab terhadap rakyat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam pandemi ini yaitu vaksin. 

Dia mengaku, hal ini sifatnya sukarela dan tidak ada paksaan, baik itu yang sifatnya kolektif perusahaan maupun individu-individu yang ingin mendapatkan vaksin gotong-royong tersebut.

"Jadi tidak ada sama sekali pemerintah memaksa, sifatnya sekali lagi sukarela. Siapa tahu karena alasan-alasan tertentu itu ada yang ingin mendapatkan vaksin melalui jalur gotong-royong. Tapi kalau tidak mau tunggu sampai betul-betul mendapatkan vaksin dari pemerintah. Tidak ada masalah sebenarnya," imbuh Menko PMK didampingi Bupati Sukoharjo Etik Suryani dan Direktur PT Konimex.

Sementara itu, beberapa perusahaan seperti PT Konimex yang memiliki 40 ribu karyawan sebetulnya juga sudah ingin melakukan vaksinasi gotong-royong untuk karyawannya namun terhambat oleh akses vaksin yang masih lambat. Oleh karenanya, Menko PMK mengusulkan agar vaksinasi gotong-royong dapat segera dilaksanakan.

"Vaksin berbayar kebijakannya sudah final, cuma teknis saja yang harus dibenahi. Sebenarnya kalau pengusaha-pengusaha sampai sekarang tidak mengikutkan vaksin gotong-royong untuk karyawannya itu bukan karena tidak mau, tetapi memang untuk mendapatkan akses yang cepat terhadap fasilitas vaksin itu kurang," terangnya.

Ia menyebut bahwa nantinya akan ada kebijakan khusus. Presiden Joko Widodo telah meminta kepada Menteri Kesehatan dan Menteri BUMN supaya hal itu bisa mendapat perhatian sehingga vaksinasi gotong-royong dapat segera dilaksanakan demi kemaslahatan bersama untuk mempercepat penanganan Covid-19.

Adapun sore tadi Presiden Joko Widodo telah membatalkan vaksinasi gotong royong individu yang menjadi kontroversial dan bahkan mendapatkan teguran dari WHO tersebut.

1184