Home Gaya Hidup Sekilas Kiprah Ayah Bupati Banjarnegara dalam Masa Perjuangan Kemerdekaan

Sekilas Kiprah Ayah Bupati Banjarnegara dalam Masa Perjuangan Kemerdekaan

Banjarnegara, Gatra.com– Ayah Bupati Banjarnegara, Soegeng Boediharto, meninggal dunia Jumat (16/7) di RSUD Banjarnegara. Sosok keturunan Tionghoa bernama alias Ing Biaw ini adalah pejuang kemerdekaan itu wafat dalam usia 92 tahun.

Soegeng adalah pejuang sejati. Dia mengikuti perang kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Semasa aktif di dinas militer, Soegeng adalah mantan anggota Pos Rahasia dalam Corp Polisi Militer Djawa (CPMD) yang bertugas sebagai penyadap intelijen. Semasa hidupnya, sang veteran tidak pernah bosan mengingatkan pada generasi muda tentang perjuangan para veteran dalam mengusir penjajah.

Perjuangan di masa penjajahan tidak saja dirasakan pejuang. Rakyat juga ikut merasakan penderitaan yang terjadi di masa pendudukan. Di masa itu, perjuangan melawan penjajah dilakukan oleh segenap lapisan masyarakat. Tidak hanya mengangkat senjata, membantu memenuhi kebutuhan pejuang juga dilakukan masyarakat pada umumnya. Semuanya adalah pahlawan.

“Ingatlah, musuh sekarang bukanlah penjajah. Melainkan bangsa sendiri yang anti toleransi, anti Pancasila, anti persatuan dan kesatuan, tidak cinta NKRI,” kalimat tersebut sering diucapkannya kepada generasi muda.

Pada masa penjajahan, Soegeng berperan mengatur strategi perang masuk Kota Purwokerto. Dengan informasi yang dipasok ke pasukan, penyerangan bisa dilakukan lebih intensif dan optimal.

Untuk memudahkan penyerangan pada malam hari, Soegeng mengusulkan agar tower pengintai dirobohkan. Pejuang yang akan merebut ke Purwokerto sempat dihalau, tapi akhirnya berhasil menusuk jantung lawan. Dan Soegeng memilih jadi barisan pejuang untuk menghapus penjajahan dari bumi pertiwi.

“Saya umur 17 tahun sudah ikut berjuang bersama tentara dan polisi dan rakyat. Semua bersatu, tidak ada pribumi-non pribumi, yang ada adalah bangsa Indonesia. Ada yang setia pada negara, ada yang mengkhianati bangsa sendiri untuk mendapat simpati Belanda. Saya paling antipati terhadap pengkhianat bangsa," kisah Soegeng ketika diwawancarai wartawan, Agustus 2020 lalu.

Atas jasa-jasanya dalam masa kemerdekaan, negara memberi penghargaan dengan menetapkan Soegeng sebagai veteran kemerdekaan. Penghargaan tanda jasa lainnya, mulai dari korps polisi militer, gubernur hingga presiden juga diterima.

1942