Home Internasional Otoritas Palestina Tutupi Kematian Pengeritiknya, Nizar Banat

Otoritas Palestina Tutupi Kematian Pengeritiknya, Nizar Banat

Ramalah, Gatra.com - Keluarga Nizar Banat, seorang aktivis politik yang tewas dalam tahanan pasukan keamanan Palestina bulan lalu menuduh Otoritas Palestina berusaha menutupi kematiannya. 

Keluarga Nizar Banat mengatakan pada hari Sabtu (17/08) bahwa mereka masih belum menerima dokumen penyebab resmi kematian Nizar dan mengatakan Otoritas Palestina telah mencoba melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut di luar jalur pengadilan.

“Perilaku Otoritas Palestina sampai saat ini adalah perilaku kriminal, menutupi kejahatan,” ujar Ghassan Banat, saudara laki-laki Nizar.

Nizar Banat merupakan seorang yang vokal mengkritik Pemerintahan Palestina di Tepi Barat. Dirinya kerap kali meminta negara-negara Barat untuk berhenti memberikan bantuan kepada Otoritas Palestina karena pelanggaran hak asasi manusia dan sikap otoritarianisme.

Banat turut mengecam Presiden Mahmoud Abbas yang pada bulan April lalu telah membatalkan pelaksanaan pemilihan umum Palestina yang sekaligus menjadi pemilu pertama setelah 15 tahun. Nizar Banat sendiri termasuk dalam kandidat penantang dari kubu oposisi.

Pihak keluarga Nizar Banat menuturkan bahwa pada 24 Juni lalu pasukan keamanan Palestina menyerbu ke rumah Banat saat dia sedang tidur dan kemudian memukulinya. Tindakan itu menyebabkan luka berdarah di kepala Nizar. Pihak keamanan lantas membawanya pergi. Nizar Banat akhirnya meninggal tak lama kemudian saat berada dalam tahanan.

Kematiannya telah memicu protes selama berminggu-minggu. Setidaknya enam aktivis ditangkap pada tanggal 5 Juli lalu oleh pasukan keamanan ketika melakukan protes di luar markas Otoritas Palestina. Sejumlah saksi mengatakan polisi menggunakan semprotan gas air mata dan memukuli para pengunjuk rasa dengan tongkat.

Terbaru, terdapat sekitar 150 orang berdemonstrasi di Ramallah pada Sabtu (17/07) malam, mengangkat poster Banat dan meneriakkan slogan-slogan anti-Abbas. Protes berlangsung damai dan tidak ada laporan kekerasan atau penangkapan.

Otoritas Palestina telah membentuk komite investigasi atas kematian Banat. Ketua komite investigasi mengatakan Banat menjadi sasaran kekerasan fisik dan kematiannya tidak wajar.

Saudara laki-lakinya mengatakan bahwa beberapa pekan setelah kematiannya, pihak keluarga tak banyak mendengar keterangan dari pihak pemerintah.

“Hingga saat ini, kami gagal mendapatkan akta kematian. Bagaimana Anda bisa memiliki warga negara yang meninggal tanpa mengeluarkan akta kematian?” kata Ghassan Banat.

Didampingi oleh dua pengacara keluarga, saudara laki-laki Nizar itu menolak penyelesaian lewat jalur kekeluargaan.

"Kasus ini tidak akan diselesaikan atau ditutup melalui cara tetua atau suku," katanya. "Kasus Nizar adalah pembunuhan politik dan akan tetap terbuka sampai keadilan tercapai, bahkan jika itu membutuhkan 1.000 tahun."

Keluarga Banat mengatakan bahwa setiap harinya mereka menjadi sasaran ancaman, namun mereka tidak terpengaruh dan akan terus menuntut haknya dalam mencari pertanggungjawaban atas kematian Nizar.

Otoritas Palestina di Tepi Barat saat ini secara luas dipandang korup dan otoriter. Survei yang digelar pada bulan lalu menunjukkan bahwa dukungan untuk Abbas, yang mengambil alih kekuasaan untuk masa jabatan empat tahun pada 2005, telah merosot.

Abbas menghadapi tekanan yang meningkat setelah membatalkan pemilu ketika partai Fatah yang dipimpinya tampak akan menderita kekalahan telak dari kelompok saingannya Hamas.

140