Home Kesehatan Demi Bansos, Puluhan Warga di Tegal Minta Kartu Vaksin, Tapi Emoh Disuntik

Demi Bansos, Puluhan Warga di Tegal Minta Kartu Vaksin, Tapi Emoh Disuntik

Tegal, Gatra.com - Adanya syarat kartu vaksin Covid-19 untuk memperoleh Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) membuat banyak warga di Kota Tegal, Jawa Tengah berbondong-bondong mendatangi tempat vaksinasi untuk mendapatkan kartu tersebut. Kendati demikian, mereka menolak untuk divaksin karena termakan hoaks.

Fenomena tersebut antara lain terjadi di wilayah Kecamatan Margadana seperti diungkapkan Kepala Puskemas Sumurpanggang, Wahidin. "Banyak warga yang berbondong-bondong datang ke tempat vaksinasi di wilayah Kecamatan Margadana. Katanya minta kartu vaksin untuk ambil BPNT. Waktu kami tanya, sudah divaksin apa belum, katanya belum. Terus kami tawari sekalian untuk divaksin tidak mau, maunya minta kartu saja," ungkap Wahidin, Sabtu (24/7).

Wahidin mengatakan, warga mulai banyak berdatangan ke tempat vaksinasi untuk meminta kartu vaksin sejak Selasa (20/7) atau setelah pemerintah mulai menyalurkan BPNT. Dalam proses penyaluran bantuan dari Kementerian Sosial itu, Pemkot Tegal melalui Dinas Sosial mengeluarkan surat edaran terkait persyaratan menerima bantuan bagi keluarga penerima manfaat.

Dalam edaran tertanggal 19 Juli 2021 tu disebutkan, penyaluran BPNT wajib menyertakan bukti kartu atau sertifikat vaksin. Apabila keluarga penerima manfaat tidak bisa menunjukkan kartu tersebut, maka penyaluran bantuan ditangguhkan sampai yang bersangkutan mengikuti vaksinasi di kelurahan masing-masing.

"Di setiap tempat vaksinasi, dalam sehari paling tidak ada 10 orang yang datang minta kartu vaksin, tapi tidak mau divaksin. Kejadian itu hampir terjadi di seluruh kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Margadana," ungkap Wahidin.

Menurut Wahidin, warga yang datang meminta kartu vaksin, namun enggan untuk untuk diisuntik vaksin itu kebanyakan terpengaruh hoks seputar vaksin. Mereka mendapat informasi tidak benar dari media sosial, pesan berantai WhatsApp dan acara pengajian di lingkungan tempat tinggalnya. "Rata-rata termakan hoaks, bahwa kalau divaksin ada yang kenapa-napa, ada yang mati. Jadi pada tidak mau divaksin," ujarnya.

Menghadapi warga yang termakan hoaks tersebut, Wahidin mengaku berupaya untuk memberikan edukasi bahwa vaksin Covid-19 aman agar mereka bersedia untuk divaksin. Sejumlah warga akhirnya bersedia untuk divaksin, namun ada juga yang tetap bersikukuh menolak untuk divaksin dan hanya meminta kartu vaksinnya saja.

"Malah ada yang marah-marah katanya lebih baik saya tidak dapat bantuan daripada harus divaksin. Ya sudah saya suruh pulang dan tidak saya berikan kartu vaksin. Padahal sudah saya jelaskan maksudnya divaksin untuk apa, supaya melindungi dirinya sendiri. Tapi kalau tidak mau ya mau gimana, saya tidak bisa memaksa," ujarnya.

Wahidin mengatakan, pihaknya juga terus mensosialisasikan kepada warga melalui ketua RT/RW agar tidak termakan hoaks seputar vaksin. "Kami terus sosialiasikan ke warga bahwa vaksin itu aman, sudah diuji, dan ini bagian dari ikhtiar supaya Covid-19 mereda," ucapnya.

1821