Home Kebencanaan Keluhan Bakul Jadah Tempe ke Putri Sultan: Tabungan Kami Habis, Gusti Ratu

Keluhan Bakul Jadah Tempe ke Putri Sultan: Tabungan Kami Habis, Gusti Ratu

Yogyakarta, Gatra.com - Kawasan wisata Kaliurang, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terpukul akibat pandemi Covid-19. Putri sulung raja Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi, berjanji membantu modal usaha.

Sejak tahun lalu hingga masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, pendapatan wargaKaliurang merosot tajam lantaran tidak ada kunjungan wisatawan.

Lurah Hargobinangun, Pakem, Sleman, Amin Sarjito mengungkapkan 80 persen warga Kaliurang menggantungkan hidup pada sektor pariwisata. Untuk itu, dirinya meminta pemerintah segera memberi solusi atas masalah ekonomi warga.

"Kami mohon, kepada pihak terkait, baik pemerintah kabupaten, provinsi, maupun pusat segera memberikan solusi. Situasi Kaliurang sekarang sangat sepi. Warga kami benar- benar kolaps," ujar dia seperti dalam rilis GKR Indonesia, Kamis (29/7).

Amin menjelaskan selama pandemi  sebanyak 486 warga Kaliurang terpapar Covid-19. Sebelas warga meninggal dunia dan saat ini sembilan orang masih menjalani isolasi di shelter. 

Menurutnya, warga Kaliurang juga belum menjalani vaksinasi Covid-19. Pihaknya berharap untuk memperkuat imunitas warga dapat segera dilakukan vaksinasi terhadap warga.

Seorang penjual jadah tempe penerima bantuan, Rismulyono, bahkan meminta bantuan modal untuk memulai lagi usaha usai PPKM Darurat.

"Tabungan kami sudah habis untuk bertahan hidup selama pandemi dan PPKM, Gusti Ratu. Untuk itu, tolonglah kami para pengrajin jadah tempe untuk mendapatkan modal guna memulai lagi usaha setelah PPKM," kata Rismulyono kepada GKR Mangkubumi.

Mewakili para pengemudi jip wisata, Riswanto bercerita, beberapa rekannya terpaksa banting setir menjadi tukang batu dan beberapa profesi lainnya demi menyambung hidup. "Tolong kami ibu Ratu, biar bagaimanapun kami tidak ingin kehilangan penghasilan dari jip wisata," katanya.

Ganis Ristanto, pemilik warung makan di Tlogo Putri, disebut merasa ketakutan setiap kali ada patroli PPKM Darurat. Ia juga menghadapi dilema terhadap para pekerja.

"Kami sudah berusaha bagaimana caranya protokol kesehatan bisa dijalankan. Salah satunya dengan membuat jarak antar meja makan. Tapi masih saja di-oprak-oprak waktu dihampiri patroli. Saya bingung, saya harus terus menggaji karyawan, sedang bila harus memberhentikan mereka (karyawan) saya enggak tega," keluhnya.

GKR Mangkubumi menyatakan memahami kesulitan warga dan turut prihatin atas kondisi warga. Menurutnya, pandemi Covid-19 memberikan pengaruh global di semua sektor. Meski demikian, ia meminta warga tetap bersemangat dan terus mengembangkan inovasi dan kreasi, khususnya untuk produk olahan makanan. 

"Saat pandemi seperti saat ini memang tidak bisa lagi mengharapkan orang datang, tetapi bagaimana produk barang kita sampai ke orang-orang. Perlu diupayakan model pemasaran yang tepat memanfatkan kemudahan tekonologi komunikasi," ujarnya.

Menurutnya, pandemi memaksa kita mengubah cara dan perilaku hidup secara mendadak. "Jadi kita yang harus pandai-pandai menyesuaikan," ujar putri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X ini.

GKR Mangkubumi berjanji akan menindaklanjuti permintaan bantuan dengan menggandeng para pihak seperti dunia usaha, pemerintah daerah, dan perbankan untuk meluncurkan skema bantuan permodalan.

Saat menyambangi Kaliurang, GKR membagikan 800 paket bantuan ke 74 pedagang jadah tempe, 208 anggota paguyuban pedagang kuliner Sembada Boga, 275 orang dari asosiasi perhotelan, dan 225 orang pelaku jip wisata.

Agenda ini bagian dari Gerakan Kemanusiaan Republik (GKR) Indonesia yang sebelumnya telah menggelar program serupa dan vaksinasi Covid-19 selama beberapa hari ini di kompleks Keraton Yogyakarta.

1179