Home Gaya Hidup Wisata Edukasi Sepi, Petani Beralih ke Penjualan Buah Jambu

Wisata Edukasi Sepi, Petani Beralih ke Penjualan Buah Jambu

Karanganyar, Gatra.com - Permintaan jambu merah segar dari Desa Jatirejo, Ngargoyoso, Karanganyar, Jateng sedang bagus. Para petani sampai kewalahan melayani pesanannya.                    

Aris Setiawan, petani jambu merah dari Kelompok Tani Candi Makmur Desa Jatirejo mengatakan kelompok taninya mengirim 800 kilogram-1 ton buah jambu merah ke tengkulak per hari. Buahnya dipetik dari kebun berukuran sekitar 25 hektare. Kebun tersebut milik para petani yang tergabung di kelompoknya.

"Dulu, anggota kelompok tani Candi Makmur hanya 22 orang. Sekarang sampai 55 orang. Permintaan buah segar tidak dilayani secara perorangan, namun dengan kelompok. Selain untuk memproteksi kualitas juga melindungi petani dari permainan harga oleh tengkulak. Kita jualnya satu harga. Semua mendapat keuntungan. Bukan persaingan yang tidak sehat," kata Aris kepada Gatra.com, Jumat (30/7).

Di desanya dibudidayakan jambu merah dan jambu kristal. Terdapat tiga sentra penghasil, yakni di Agro Wisata Putra Jambu, Kebun Jambu Helena dan Jambu Kristal Jatirejo. Para petani bersepakat membangun jejaring untuk tetap bertahan di masa pandemi Covid-19. Ia menyebut saat ini harga jambu biji sedang bagus. Dari tangan petani, buah per kilo dijual Rp10 ribu ke tengkulak. Sedangkan saat di pasar swalayan, harganya bisa sampai Rp15 ribu perkilo. Harga yang bagus diimbangi permintaan yang tak pernah sepi. Setahu Aris, konsumsi buah jambu menjaga imunitas tubuh yang juga mencegah sakit.

Penjualan jambu merah segar diandalkan petani setempat untuk menopang perekonomiannya. Sebelumnya, sentra penghasil buah itu selain menjual buah segar juga menjual berbagai varian olahan serta membuka wahana edukasi.

"Belum boleh dibuka wisatanya karena pandemi. Dulu, sering dikunjungi anak sekolah dan keluarga untuk edukasi petik buah kebun jambu. Itu penghasilan lain lagi yang bisa diperoleh petani. Lalu bikin jus jambu, es krim dan olahan lainnya. Sekarang bahannya saja sudah habis dikirim," katanya.

Aris menceritakan dulu saat harga jambu jatuh sekitar Rp3 ribu perkilogram dan stok melimpah, ia bersama petani lainnya membagikan buah itu secara cuma-cuma. Daging buahnya diramu menjadi jus lalu diberikan ke masyarakat.

"Sekarang belum ada waktu. Buahnya habis terjual. Mungkin di kesempatan lain," katanya.  


 

2450