Home Kesehatan Stok Selalu Kurang, Wagub Jateng Dorong Penyintas Covid-19 Donorkan Plasma

Stok Selalu Kurang, Wagub Jateng Dorong Penyintas Covid-19 Donorkan Plasma

Purwokerto, Gatra.com- Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin menyebut saat ini permintaan dan pemenuhan donor plasma konvalesen (PK) di Banyumas khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya, hingga saat ini masih belum berimbang. Oleh karena itu, dia mendorong para penyintas Covid-19 untuk mendonorkan PK untuk memenuhi kebutuhan pasien.

"Belum semua permintaan donor plasma konvelasen yang dibutuhkan oleh pasien Covd-19 yang dirawat di rumah sakit bisa dipenuhi. Masih banyak permintaan plasma konvelesen di rumah sakit yang ada di Jateng dan Banyumas belum bisa terpenuhi," ujarnya melalui keterangan pers usai mengunjungi kegiatan donor darah plasma konvalesen di Unit Donor Darah (UDD) PMI Banyumas di Sokaraja, Selasa (3/8).

Wagub yang didampingi Wakil Ketua PMI Banyumas Dibyo Widodo dan Kepala UDD PMI Banyumas, dr Ivone Rusyandari mengatakan, di Jawa Tengah, hingga pekan kemarin jumlah permintaan PK dari berbagai rumah sakit mencapai 15.000 lebih. Pemenuhannya hanya sekitar 13.000 sekian.

Menurutnya karena masih banyak penyintas Covid-19 yang sebenarnya bisa menjadi pendonor PK. Akan tetapi sampai saat ini masih belum semua penyintas Covid-19 yang secara sukarela mau mendonorkan plasma konvalesen.

Taj Yasin mengatakan, pihak terkait perlu melakukan edukasi dan pendekatan agar para penyintas mau mendonorkan plasma konvalesennya. "Perlu ada edukasi dan pendekatan karena mereka para penyintas Covid-19 masih trauma. Habis sakit terus disuruh donor PK. Sebenarnya mereka tidak tahu, kalau donor PK itu tidak sama dengan donor darah biasa. Donor PK yang diambil hanya plasmanya saja. Darah yang diolah diambil plasmanya. Setelah plasma diambil, darah dimasukkan lagi ke pendonor," terangnya.

Di sisi lain, lanjut Taj Yasin, sebagian masyarakat masih ada yang belum mau mengakui Covid-19. Banyak yang terpapar Covid-19 tetapi tidak mau terbuka karena masih dianggap aib. Padahal bila orang yang terpapar Covid-19 semakin tinggi keterbukaannya, akan mudah mendapatkan data penyintas Covid-19 dan akan semakin mudah bagi PMI untuk mendapatkan pendonor plasma konvalesen.

Demi mendapatkan mendapatkan pendonor PK, Pemprov Jawa Tengah meluncurkan program "Gedor Lakon" atau Gerakan Donor Plasma Konvalesen yang sudah berjalan sekitar dua minggu. "Melalui Gedor Lakon saya meminta kepada Bupati/Walikota untuk memberi contoh, menjadi lakon. Bupat/Walikota, Wakil Bupati/Wakil Walikota yang menjadi penyintas Covid-19, untuk memberi contoh menjadi lakon dengan mendonorkan plasma konvalesennya," ujar Taj Yasin.

Menurutnya, apabila kepala daerah sudah menjadi pemeran atau lakon dalam donor PK, diharapkan ASN yang menjadi bawahannya yang jadi penyintas Covid-19 juga mau mendonorkan PK-nya. Bupati/Walikota di Jateng diharapkan dapat melakukan pendataan penyintas Covid-19 untuk kepentingan donor PK. "Dengan Gedor Lakon diharapkan akan semakin banyak penyintas Covid-19 yang secara sukarela mendonorkan plasmanya melalui PMI," imbuhnya.

Kepala UDD PMI Banyumas dokter Ivone Rusyandari mengatakan PMI Banyumas pun terus melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada penyintas agar mau mendonorkan plasmanya. Hingga saat ini terdapat sekitar 200 penyintas Covid-19 di Banyumas. "Sebagian sudah bisa mendonorkan plasmanya. Rata-rata per hari ada 15 penyintas yang mendonorkan plasmanya di UDD PMI Banyumas," terang Ivone. Menurut dia kebutuhan PK terasa meningkat sejak Januari 2021. Pada bulan Juli 2021, ada 923 permintaan tapi hanya 435 yang bisa terpenuhi.

1221