Home Gaya Hidup Bupati Endus Banyak Sifat Belanda di Batanghari

Bupati Endus Banyak Sifat Belanda di Batanghari

Batanghari, Gatra.com - Bupati Batanghari, Jambi, Muhammad Fadhil Arief (MFA) mengendus masih banyak sifat Belanda di daerah berjuluk Serentak Bak Regam. Ia berharap semua pejabat mampu bersama-sama memerangi sifat buruk ini. "Kepada pejabat, saya akan bersikap adil, karena itu sudah dilatih dengan diri saya dari kecil. Bersama Bang Bakhtiar (Wakil Bupati), kita akan objektif menilai kinerja pegawai," ucap MFA usai melantik pejabat pimpinan tinggi pratama dan administrator.

Dari atas podium, ia secara tegas menginginkan semua pejabat cinta dengan Kabupaten Batanghari. Menurut dia, orang tak mencintai daerah berarti tidak berada dalam barisan, baik sebagai aparatur maupun stakeholder lainnya.  "Saya terima kasih berkat doa masyarakat, saya cepat pulih dari perkiraan dokter, sakit tifus saya baru pulih bulan depan. Mudah-mudahan saya bisa menjaga kondisi saya," ujarnya.

Ibarat perang, kata suami Zulva, kondisi sekarang tak sama seperti perang melawan Belanda. Tapi masih banyak sifat Belanda di Kabupaten Batanghari. Sifat-sifat seperti ini harus segera diperangi.  "Saya tidak memberi ruang orang sifatnya menjajah di kabupaten Batanghari. Orang yang hanya hidup untuk menguras Kabupaten Batanghari saja," katanya.

MFA ingin orang yang tinggal di Batanghari bisa cinta dengan daerah ini guna membawa masyarakat lebih sejahtera ke depan. Perubahan harus segera di jemput, didatangkan, tidak bisa datang dengan sendiri. "Siapa yang bisa menciptakan ini adalah mesin birokrasi, pejabat yang berada di struktural dan fungsional. Sekali lagi saya pastikan bahwa saya dan Wabup akan adil dan objektif menilai kinerja sepanjang masih mau bersama membangun Kabupaten Batanghari yang kita cintai ini," ujarnya.

Tampilan fisik, ucapan lisan kadang-kadang tidak menggambarkan kinerja. Hal terpenting menggambarkan kinerja adalah implementasi dan penerapan. Orang tidak melihat badan besar, badan kecil, suara besar atau kecil, tapi orang akan melihat wujud nyata kinerja.

"Saya ibaratnya komandan regu dan wakil komandan regu adalah Wabup. Kalau bapak, ibu, saya perintahkan belok kanan, ya harus belok kanan. Kalau perintah jalan di tempat, ya harus jalan di tempat. Pada saat saya perintahkan belok kanan tapi ada yang belok kiri, berarti kita tebas itu. Karena apa, karena dia akan merusak barisan," katanya.

MFA minta Wabup bersama Sekda melakukan evaluasi pejabat secara objektif paling lambat September awal harus selesai. Jika dalam proses penilaian ternyata ada pihak merasa dirugikan, silahkan protes. Karena manusia hakikatnya sama. Jabatan di buat secara hirarki supaya ada komandannya. "Kita perlu barisan yang betul-betul bisa melangkah bersama, bisa berbelok bersama, bisa mengetahui komando yang sama. Masyarakat Batanghari tak perduli anak buah Fadhil Bakhtiar bodoh atau tidak. Masyarakat cuma tahu Fadhil Bakhtiar. Daripada kepala kami pusing, lebih baik kami peci orang seperti itu," ucapnya.

1164