Home Ekonomi Pertanian Selamatkan Bangsa Saat Pandemi, Pakar UGM: Coba Kalau Petani Lockdown

Pertanian Selamatkan Bangsa Saat Pandemi, Pakar UGM: Coba Kalau Petani Lockdown

Yogyakarta, Gatra.com - Negara manapun tak boleh memarjinalkan pertanian dan pangan karena sektor ini menjadi urusan serius dalam menjaga kedaulatan negara, apalagi dalam menghadapi pandemi. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi kunci kemajuan industri pertanian.
 
Pandangan ini disampaikan Dekan Fakultas Perternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Ali Agus dalam webinar bertajuk 'Swasembada Agri Solusi: Agrikultur yang Tumbuh dan Tangguh Hadapi Pandemi Covid-19', Sabtu (7/8).
 
"Negara manapun tidak boleh menganaktirikan urusan pertanian, perikanan, dan peternakan karena ini berhubungan penting dengan ketahanan pangan sebuah bangsa," katanya.
 
Menurut Ali, suatu negara tidak akan berani bermain-main dengan sektor pertanian dan pangan karena menjadi komponan vital kehidupan. Bidang tersebut juga menjadi pilar keberlangsungan hidup sebuah bangsa.
 
Ali melihat pandemi Covid-19 memberi pelajaran berharga bagi industri pertanian Indonesia. Saat sektor lain mengalami penurunan, sektor pertanian dan industri pangan mengalami kenaikan setelah industri komunikasi.
 
"Petani telah menolong bangsa ini di saat pandemi. Coba mereka (petani) libur atau ikut-ikutan lockdown. Siapa yang akan menyumbang bahan pangan? Kita mampu impor, tapi apa negara itu mengizinkan kita impor," ujarnya.
 
Sebagai sektor penting, menurut Ali, urusan pertanian mulai sekarang tak boleh dininabobokan dan harus menjadi perhatian serius. Prospek pertanian dan industri pangan sangat luar biasa di tengah tantangan penambahan jumlah penduduk dan penyempitan lahan.
 
"Bagi generasi muda paradigmanya harus diubah. Pertanian itu pekerjaan yang mulia dan satu upaya menjaga keutuhan bangsa," ucapnya.
 
Narasumber lainnya, Sekjen Kementrian Pertanian Kasdi Subagyono, mengatakan, selama pandemi industri pertanian tumbuh positif dibanding sektor lain.
 
"Triwulan pertama 2021, pertumbuhan sektor pertanian mencapai 2,9 persen. Angka ini melonjak dari total pertumbuhan di 2020 yang ada di titik 1,75 persen," katanya.
 
Ekspor produk pertanian juga meningkat. Di akhir 2020, tercatat ekspor mencapai Rp415 triliun. Ini angka terbesar dalam kurun waktu 10-15 tahun. Pada periode Januari-Mei 2021, nilai ekspor bahkan mencapai Rp234 triliun.
 
"Demikian juga dengan nilai tukar petani (NTP) yang akhir 2020 hanya 99 poin, akhir Mei kemarin sudah menembus 103,59 poin," ujarnya.
 
Dalam diskusi yang digagas oleh PT Swasembada Agri Solusi, CEO PT tersebut, Mahardika Agil Bimasono, memaparkan pihaknya berkomitmen untuk terus terlibat dalam peningkatan kualitas pertanian Indonesia.
 
"Peran yang kami ambil adalah berkampanye dan memberikan penyuluhan terhadap generasi muda untuk menghasilkan kader agrikultur yang berkualitas. Kami juga menjadi one stop solution bagi sektor agrikultur " jelasnya.
1905