Home Politik Survei LSI: Korupsi Menjadi Keprihatinan Terbesar Masyarakat

Survei LSI: Korupsi Menjadi Keprihatinan Terbesar Masyarakat

Jakarta, Gatra.com - Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis survei terkait persepsi publik atas pengelolaan dan potensi korupsi sektor Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia. Berdasarkan hasil survei tersebut diperoleh fakta bahwa korupsi menjadi masalah yang paling memprihatinkan menurut pandangan masyarakat.

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan mengungkapkan tingkat keprihatinan korupsi di tengah masyarakat Indonesia mendapat penilaian yang tinggi menurut sigi survei. Sebanyak 44 persen masyarakat menilai sangat prihatin, 49 persen prihatin dan 4 persen tidak prihatin, semnatar 2 persen tidak menjawab.

“Masyarakat kita secara umum menunjukkan keprihatinan paling tinggi terhadap isu korupsi dan isu ekonomi, dalam hal ini lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi," ujar Djayadi Hanan dalam pemaparan hasil survei, Ahad (8/08).

Menurut survei LSI, isu korupsi berada di urutan pertama dari enam kategori lainnya. Adapun di urutan kedua terdapat isu lapangan kerja di mana diperoleh hasil sebanyak 44 persen responden sangat prihatin, 53 persen prihatin, 2 persen tidak prihatin, dan 1 persen tidak menjawab.

Pada urutan ketiga isu pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan Survei LSI, diperoleh 43 persen responden sangat prihatin, 53 persen prihatin, 3 persen tidak prihatin, daan 1 persen tidak menjawab.

Posisi keempat ditempati oleh isu kerusakan lingkungan dengan 32 persen responden sangat prihatin, 61 persen prihatin, 5 persen tidak prihatin, dan 2 persen tidak menjawab. Posisi kelima diisi oleh isu demokrasi dengan 27 persen responden menjawab sangat prihatin, 55 persen prihatin, 12 persen tidak prihatin, 1 persen sangat tidak prihatin, dan 5 persen tidak menjawab.

Sementara, kategori terakhir ditempati oleh isu perubahan iklim dengan 26 persen responden sangat prihatin, 65 persen prihatin, 7 persen tidak tahu, dan 3 persen tidak menjawab.

Terkait isu korupsi, Djayadi menyinggung bahwa mayoritas masyarakat berpandangan korupsi semakin meningkat dalam dua tahun belakangan termasuk di sektor SDA.

"Tren persepsi tingkat korupsi, mayoritas publik atau sekitar 60%, menilai tingkat korupsi di Indonesia saat ini meningkat dalam 2 tahun terakhir," ungkapnya.

Sementara itu hanya 11 persen responden yang menyatakan korupsi menurun, 27 persen merasa sama saja, dan sisanya tidak memberikan jawaban.

Dibandingkan hasil survei sebelumnya pada akhir 2020 lalu, angka tersebut mengalami peningkatan. Pasalnya pada tahun lalu tercatat hanya 56 persen responden yang merasa korupsi cenderung meningkat.

Diketahui, survei ini menggunakan kontak telepon terhadap 1.200 responden dan dilakukan penambahan sampel yang berjumlah masing-masing 400 responden di 4 provinsi, yakni Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara. Survei ini memakai metode simple random sampling, memiliki toleransi kesalahan (margin of error atau MoE) kurang lebih 2,88 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

1123