Home Ekonomi Wali Kota Serahkan Bantuan Cadangan Pangan bagi 14 Kelompok Tani

Wali Kota Serahkan Bantuan Cadangan Pangan bagi 14 Kelompok Tani

Salatiga, Gatra.com - Pemerintah Kota Salatiga melalui Dinas Pangan dan Pertanian memberikan bantuan sebanyak 3,1 ton gabah kering giling kepada 14 kelompok tani yang ada di 5 Kelurahan.

Wali Kota Salatiga Yuliyanto meminta agar bantuan gabah kering giling yang diberikan kepada kelompok tani ini dimanfaatkan dan dikembangkan dengan baik. “Ini perlu dilakukan supaya anggota tiap-tiap kelompok tani bisa sejahtera,” ungkapnya saat penyerahan bantuan cadangan pangan secara simbolis di Lumbung Pangan Kelompok Tani Ngudi Luhur IV Tetep RT. 05 / RW.03 Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Senin (9/8).

Bantuan tersebut, katanya, tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan volume stok cadangan pangan. Lebih dari itu, juga meningkatkan kemampuan kelompok dalam pengelolaan cadangan pangan sekaligus peningkatan fungsi kelembagaan cadangan pangan masyarakat dalam penyediaan pangan secara mandiri dan berkelanjutan.

“Harapannya, lumbung pangan masyarakat ini dapat berkembang dengan baik pula dan mampu mengatasi permasalahan di tengah pandemi Covid-19,” tegasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Salatiga Nunuk Dartini mengatakan, berdasarkan peta kerawanan pangan, pihaknya menskalaprioritaskan Kecamatan Argomulyo. Di mana sebanyak 13 kelompok tani menerima bantuan gabah kering giling dan 1 kelompok tani di Kecamatan Sidorejo.

“Untuk Kecamatan Argomulyo katulnya dapat dimanfaatkan untuk pakan sapi atau pakan ternak. Tetapi jika ada yang menginginkan beras, maka akan dipenuhi oleh Dinas Pangan dan Pertanian Kota Salatiga,” terangnya.

Harapannya, hal ini sesuai dengan RPJMD yang dicanangkan Wali Kota Salatiga Yuliyanto dan Wakil Wali Kota Salatiga Muh. Haris supaya masyarakat bisa lebih memberdayakan diri melalui organisasi seperti Kelompok Tani.

“Bisa mengelola cadangan pangan serta berperan aktif sesuai dengan taglinenya "Petani Maju, Mandiri dan Modern". Jadi petani sekarang stigmanya tidak sebagai petani pinggiran atau menjadi orang yang termarjinalkan,” tegasnya.

173