Home Kesehatan Vaksinasi Covid-19 Bagi Disabilitas dan ODGJ Butuh Dukungan

Vaksinasi Covid-19 Bagi Disabilitas dan ODGJ Butuh Dukungan

Karanganyar, Gatra.com - Vaksinasi Covid-19 di 20 puskesmas dan satu kantor desa di Kabupaten Karanganyar, Jateng, Selasa (10/7) menyasar 428 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), 60 tuna wicara dan 12 tuna rungu. Hanya saja, tak semua didukung keluarganya dalam menjalani program pemerintah tersebut.
 
Kepala Bidang Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Karanganyar, Sulistyowati mengatakan vaksinasi bagi ODGJ dan disabilitas ini merupakan gelombang kedua pemberian vaksin Covid-19 bagi kalangan itu setelah Juni lalu. Saat itu, vaksinasi diinisiasi Polres Karanganyar.
 
"Yang gelombang pertama itu dijatah 70-80 dosis per puskesmas untuk disabilitas dan ODGJ. Sekarang, dijatah 500 dosis dengan sasaran ODGJ, tuna wicara dan tuna rungu. Dari Dinas Kesehatan yang mendata. Kami hanya mendampingi saja, kata Sulis kepada Gatra.com di Karanganyar, Selasa (10/8).
 
Vaksinasi 500 dosis tersebut hanya berlangsung sehari saja di 20 puskesmas kecamatan dan kantor Desa Pandeyan, Tasikmadu pada hari ini. "Karena puskesmas Tasikmadu sedang direnovasi, maka dipindah ke aula kantor desa," katanya.
 
Tiap kecamatan dijatah dosis berlainan jumlahnya. Secara umum, jumlah OTDG dan disabilitas di Karanganyar sebanyak 4.937 jiwa. Sulis mengatakan respons masyarakat cukup bagus dalam program ini. Meski demikian, ia menyesalkan masih adanya kecenderungan keluarga kurang mendukung upaya tersebut.
 
"Vaksin dan tenaga siap di lokasi. Kami juga minta satgas di desa agar mendorong keluarga mengantarkan difabel dan ODGJ ke tempat vaksinasi. Terkadang ada rasa khawatir bakal sakit setelah disuntik vaksin, lalu memutuskan tidak memenuhi undangan," katanya.
 
Kekhawatiran keluarga disabilitas dan ODGJ bergejala setelah divaksin Covid-19 diakui Fasilitator Pusat Pengembangan dan Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat (PPRBM) Solo wilayah Karanganyar, Istini Anggoro. Ditemui di sela pendampingan di aula kantor Desa Pandeyan, Tasikmadu, Isti, sapaan akrabnya mengatakan keluarga yang khawatir bakal muncul gejala bagi penyandang disabilitas dan ODGJ memilih tidak datang ke tempat vaksinasi. Pihaknya berupaya mengubah pemikiran salah itu melalui sosialisasi dan pendekatan secara personal.
 
"Kami bahkan membuat video testimoni dari para disabilitas yang sudah vaksin. Mereka sehat dan makin percaya diri. Enggak ada yang namanya memperparah kondisi keterbatasannya," katanya.
 
Sementara itu ibu rumah tangga asal Wangon Pandeyan, Nanik mengantarkan putranya bernama Galih untuk vaksinasi. Ia sendiri belum mendapat jatah vaksin dari pemerintah. "Baru ketahuan autis pada kelas V SD. Sampai sekarang hanya begini ini (autisme). Kemana-mana diantar. Kebanyakan di rumah saja," katanya.
 
Ia mengaku bersyukur pemerintah mendata putranya divaksin Covid-19. Ia sempat merasa khawatir kalangan disabilitas luput diperhatikan dalam upaya menanggulangi Corona.
 
"Orang seperti ini (disabilitas) juga penting digagas. Saya meski bukan siapa-siapa juga harus divaksin. Biar semua sehat," katanya.

 

1341