Home Internasional Korut Ancam AS-Korsel Tidak Lanjutkan Latihan Militer Gabungan

Korut Ancam AS-Korsel Tidak Lanjutkan Latihan Militer Gabungan

Seoul, Gatra.com – Pemerintah Korea Utara (Korut) bakal mengambil tindakan, jika Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) tetap nekat melanjutkan latihan militer gabungan yang rencananya dimulai hari ini, Selasa (10/8).

Pejabat Tinggi Korut, Kim Yo Jong menyebut latihan tersebut merupakan tindakan yang tidak diinginkan dan merusak diri sendiri. Sebab, hal itu dapat mengancam rakyat Korut dan meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea.

“AS dan Korsel akan menghadapi ancaman keamanan yang lebih serius jika mengabaikan peringatan yang berkali-kali kami sampaikan, dan tetap melanjutkan latihan perang yang berbahaya,” ungkapnya dalam siaran pers kantor berita Korut KCNA, yang dikutip Reuters.

Adik Kim Jong Un itu menuduh Korsel melakukan manuver berbahaya karena melanjutkan latihan, padahal belum lama ini hotline antara Pyongyang dan Seoul telah dihubungkan kembali sebagai upaya meredakan ketegangan.

Berdasarkan jadwal, AS dan Korsel akan memulai latihan militer awal pada Selasa (10/8). Kantor berita Yonhap melaporkan, sebagian besar latihan perang itu dilakukan melalui simulasi komputer.
Meski, Korut telah memperingatkan bahwa latihan tersebut akan menghambat kemajuan dalam meningkatkan hubungan antar-Korea.

Sebagai respons, Korut mengancam akan menggagalkan upaya Presiden Korsel Moon Jae-in untuk membuka kembali kantor penghubung bersama, yang diledakkan Korut tahun lalu. Selain itu, juga membatalkan pertemuan puncak sebagai bagian dari upaya memulihkan hubungan.

Sementara itu, juru bicara Departemen Pertahanan AS Martin Meiners menolak berkomentar terkait pernyataan Korut. Menurutnya, hal itu bertentangan dengan kebijakan untuk mengomentari pelatihan.

“Kegiatan latihan gabungan adalah keputusan bilateral ROK-AS, dan keputusan apa pun akan menjadi kesepakatan bersama,” katanya merujuk inisial nama resmi Korsel.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel menolak mengomentari latihan pendahuluan selama briefing pada Selasa, serta mengatakan kedua negara masih membahas mengenai waktu, skala, dan metode latihan reguler.

AS menempatkan sekitar 28.500 tentara di Korsel sebagai warisan Perang Korea 1950-1953, yang berakhir dengan genjatan senjata alih-alih kesepakatan damai, sehingga meninggalkan semenanjung masih dalam keadaan perang teknis.

Dalam beberapa tahun terakhir, skala latihan militer gabungan AS-Korsel telah diperkecil demi melunakkan sikap Korut supaya mau melanjutkan pembicaraan denuklirisasi. Namun, negosiasi gagal pada 2019.

Korut dan AS menyatakan terbuka untuk diplomasi, sembari mengatakan hal itu bergantung tindakan yang diambil pihak lain.

158