Jakarta, Gatra.com - Wasekjen Bidang Program Kerakyatan DPP PDI Perjuangan, Sadarestuwati, mengungkapkan bahwa terdapat semacam kecemburuan antar-desa soal desa yang didapuk sebagai destinasi wisata.

“Hampir semua desa kita mempunyai wisata. Hampir semua. Di setiap kabupaten, karena potensinya yang luar biasa. Cuman hari ini ada sesuatu yang aneh. Memang masyarakat kita ini suka ikut-ikutan. Ketika tetangga satunya wisata desanya berhasil, tanpa ada potensi apa pun untuk membangun wisata desa, ikut-ikutan membangun wisata desa,” ujar Sadarestuwati dalam program Webinar Desa Wisata yang digelar Kamis, (12/8/2021).

“Kenapa sih tidak dilakukan untuk memberikan dukungan pada desa yang sudah membuat wisata desa? Dukungan dalam bentuk apa? Mungkin potensi desanya di sana ada tanaman salak, produksi salak, produksi durian, ada produksi mangga,” tegas Sadarestuwati.

“Mohon maaf, mangga ini kadang-kadang, kalau pas musim harganya murah sekali. Kenapa kita tak berpikiran mangga kita jadikan keripik mangga? Toh, harga vacuum frying itu sangat murah. Kemudian daerah-daerah yang pertaniannya luas. Katakan itu tanaman pangan, padi. Kenapa sih mereka tidak memberikan support dengan ikut menjual padi atau berasnya di tempat wisata tersebut?” sambung Sadarestuwati.

Sadarestuwati berharap agar tren ikut-ikutan tersebut tak terjadi lagi. Menurutnya, tren ikut-ikutan tersebut justru malah menunjukkan kalau suatu desa tak punya ide bagus untuk menampilkan nilai tambah kepada masyarakat luas.

Dengan usul-usulnya yang disampaikan di atas, Sadarestuwati berharap agar desa bisa fokus kepada potensi yang dimilikinya sendiri lalu mengoptimalkannya sebaik mungkin tanpa harus ikut-ikutan apa yang dilakukan oleh desa lain.