Home Kesehatan Waspada! Penyakit Mata Wet-AMD Menyebabkan Kebutaan

Waspada! Penyakit Mata Wet-AMD Menyebabkan Kebutaan

Jakarta, Gatra.comAge-Related Macular Degeneration (AMD) merupakan penyakit mata progresif yang dapat menyebabkan hilangnya penglihatan dengan cepat. WHO melaporkan bahwa AMD sebagai salah satu penyebab kebutaan terbesar secara global. Pada 2020, terdapat 1,8 juta kasus kebutaan global yang disebabkan oleh AMD.

Penyakit AMD menyerang makula, area pusat retina yang terletak di belakang mata. Makula berperan penting dalam penglihatan sentral dan membedakan detil saat membaca, menulis hingga melihat wajah seseorang. Sebanyak 90 persen dari kasus kehilangan penglihatan berat pada pasien AMD, disebabkan oleh wet AMD.

Wet AMD adalah kondisi lebih lanjut dari AMD, yang ditandai adanya proses neovaskularisasi, di mana pembuluh darah baru mulai terbentuk di belakang retina. Namun, pembuluh darah tersebut sangat halus, serta rentan bocor cairan dan darah hingga masuk ke lapisan makula. Gangguan tersebut membentuk jaringan parut yang menghambat fungsi sel retina. Penyakit ini merupakan penyebab utama kehilangan penglihatan yang parah dan kebutaan pada pasien AMD di atas usia 65 tahun, serta memengaruhi 20 juta orang di seluruh dunia.

Penyakit mata wet AMD muncul seiring bertambahnya usia. Umumnya diderita oleh kelompok lansia berumur 50 tahun ke atas. Selain usia, penyakit wet AMD dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko lain misalnya merokok, diet yang buruk, serta riwayat keluarga dengan AMD. Pada pasien dengan wet AMD, umumnya yang dirasakan pada penglihatannya adalah distorsi, buram dan ada bintik hitam. "Hal ini apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat, dapat mengakibatkan kebutaan pada pasien. Sayangnya, banyak pasien yang baru memeriksakan matanya setelah kondisinya memburuk. Untuk itu, penting mengenali gejala awal wet AMD sehingga pemeriksaan dini dapat segera dilakukan,” papar dr. Elvioza, SpM(K) saat media briefing virtual yang diselenggarakan oleh Novartis Indonesia.

Elvioza menambahkan bahwa terapi yang saat ini tersedia bagi pasien wet AMD di Indonesia bukan untuk menyembuhkan, namun memperlambat progresivitas penyakit. “Pengobatan wet AMD merupakan terapi jangka panjang. Bagi dokter, mengontrol cairan retina sangat penting untuk mengendalikan perkembangan penyakit dan memperbaiki kondisi penglihatan. Berdasarkan pedoman penanganan wet AMD di Indonesia, beberapa terapi yang dapat digunakan meliputi laser fotokoagulasi, terapi fotodinamik, dan anti-VEGF. Oleh karena itu, kenali gejalanya dengan baik dan segera periksakan,” katanya.

Menyadari pentingnya kesehatan mata masyarakat Indonesia, Novartis Indonesia berkomitmen mencegah kebutaan di Indonesia melalui penelitian, inovasi, dan layanan klinis. “Di Novartis, misi kami adalah reimagine medicine untuk meningkatkan kualitas hidup para pasien. Terkait penyakit retina, kami menyadari beban sosial ekonomi yang berat, yang disebabkan oleh kebutaan. Untuk itu Novartis secara terus-menerus menjalin kerja sama dengan para pemangku kepentingan dalam melakukan edukasi seputar kesehatan mata, karena lebih dari setengah kasus gangguan penglihatan, sebenarnya dapat dihindari," ujar Presiden Direktur, PT Novartis Indonesia, Khalid Ibrahim.

Novartis, lanjut Khalid, berkomitmen untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait guna memastikan pasien dapat melihat sesuatu yang mereka cintai. Edukasi yang dilakukan pihaknya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar melakukan pemeriksaan dini dan mendapatkan perawatan yang tepat terhadap gejala AMD. "Salah satu kemitraan yang saat ini juga sedang kami jalankan adalah program ‘selamatkan penglihatan’ bersama Perdami (Perhimpunan Dokter Spesial Mata Indonesia) Pusat selama satu tahun yang terdiri dari kegiatan skrining mata kepada 10.000 pasien diabetes di Indonesia dan edukasi peningkatan kesadaran bagi masyarakat awam seputar Retinopati Diabetik,” pungkas Khalid.

326