Home Kebencanaan Papua Sampai Flores Timur Tergolong Sistem Tektonik Sangat Aktif, Apa Itu?

Papua Sampai Flores Timur Tergolong Sistem Tektonik Sangat Aktif, Apa Itu?

Jakarta, Gatra.com - Salah satu unit di Badan Geologi Kementerian ESDM, Pusat Survey Geologi (PSG), telah secara resmi meluncurkan peta patahan aktif Indonesia berskala 1:5.000.000 untuk dimanfaatkan oleh publik pada Jumat, (13/8/2021) secara daring.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono, mengungkapkan bahwa peluncuran peta ini bertujuan untuk menghasilkan data dan informasi yang bisa dimanfaatkan untuk penataan ruang di wilayah rawan bencana geologi.

Di kesempatan yang sama, Peneliti Utama PSG, Asdani Soehaimi, menjelaskan lebih jauh apa yang dimaksud dengan patahan aktif.

“Patahan aktif itu sendiri merupakan suatu patahan yang bergerak aktif dalam kurun waktu kuarter hingga resen sebagai penyebab terjadinya gempa bumi dalam skala makro maupun mikro, juga diikuti oleh bencana ikutannya,” ujar Asdani dalam acara Geoseminar Peluncuran Peta Patahan Aktif Indonesia pagi ini.

Yang dimaksud dengan waktu kuarter hingga resen adalah setara dengan 2,588 juta tahun yang lalu hingga saat ini. Peta patahan aktif Indonesia dengan skala 1:5.000.000 yang baru saja diluncurkan oleh PSG memperlihatkan gerak-gerak tektonik pada kurun waktu tersebut.

Asdani menilai bahwa patahan tersebut sangat berpeluang aktif bergerak di masa yang akan datang. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa aktif di sini berarti patahan tersebut bergerak secara nyata sebagai sumber gempa bumi dan potensi sumber gempa bumi.

Peta patahan aktif Indonesia dengan skala 1: 5.000.000 di atas menggambarkan keberadaan patahan aktif di dalam setiap sistem tektonik Indonesia dan kegempaannya. Asdani membaginya ke dalam empat sistem.

Yang pertama adalah sistem tektonik tepian benua sangat aktif. Ini tergolong gempa bumi tipe A dengan potensi magnitudo maksimalnya 7,0 dan dengan slip rate 5mm/tahun. Wilayah yang termasuk sistem ini meliputi Pulau Papua, Pulau Halmahera, Kepulauan Mayu, Sulawesi Tengah dan Utara, Pulau Seram, Pulau Tanimbar, Pulau Timor, dan Pulau Flores Timur. Patahan yang ada di sistem ini adalah sejumlah 78 patahan aktif.

Sementara sistem yang kedua adalah sistem tektonik busur dan punggungan aktif. Ini tergolong gempa bumi tipe B dengan potensi magnitudo maksimal 6,5-7 dan slip rate 2-5 mm/tahun. Wilayahnya meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Pulau Bali, Pulau Lombok, Pulau Sumbawa, Pulau Sumba, dan Pulau Flores bagian barat. Dalam sistem ini terdapat 40 patahan aktif.

Lalu yang ketiga adalah sistem blok lipatan dan patahan. Ini tergolong sumber gempa bumi tipe C dengan potensi magnitudo maksimal 6, dan slip rate lebih dari 2mm/tahun. Sistem ini meliputi wilayah Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Sistem ini mempunyai sejumlah 19 patahan aktif.

Yang terakhir adalah sistem tektonik tepian blok stabil. Sistem ini meliputi Lempeng Samudera Pasifik dan Lempeng Samudera Hindia-Australia. Sistem ini punya sebanyak 8 patahan regional yang aktif.

Eko berharap bahwa dengan peluncuran ini, publik bisa mengakses peta tersebut secara digital melalui laman psg.bgl.esdm.go.id/geomap/. Ia juga berharap agar pemetaan ini bisa mendukung penataan ruang pada kota-kota yang rawan bencana geologi.

116