Home Kesehatan Pasien Isoman Banyak Meninggal, Warga Dilatih Pemulasaran Jenazah

Pasien Isoman Banyak Meninggal, Warga Dilatih Pemulasaran Jenazah

Banyumas, Gatra.com – Angka kematian yang tinggi akibat terpapar Covid-19 menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Warga meninggal saat isoman hingga warga yang masih merebut jenazah positif covid-19 dari pihak rumah sakit untuk memakamkan sendiri, dikhwatirkan terjadi penularan dari jenazah Covid-19 meninggal kepada warga yang memulasarakannya.

Karena itu, Pemkab Wonosobo mengintensifkan pelatihan pemulasaan jenazah Covid-19 mulai dari tingkat kabupaten hingga kecamatan dan desa. Dalam pelatihan itu, tim pelatih terdiri dari MUI, dan RSUD Setjonegoro, dengan peserta para penyuluh agama, puskesmas, kasi kesos kecamatan dan seluruh kasi Kesos atau kaur kesra masing-masing desa.

Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengatakan, Pemkab Wonosobo telah berupaya maksimal mengurangi penularan Covid-19. Itu termasuk bagaimana pemulasaraan jenazah konfirmasi dengan cara penanganan yang benar dan aman.

Sebagai antisipasi, pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah untuk penanganan jenazah pasien di layanan kesehatan, mencegah terjadinya transmisi/penularan penyakit jenazah ke petugas kamar jenazah, dan mencegah terjadinya penularan penyakit dari jenazah ke lingkungan atau pengunjung.

“Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Bagian Kesra Setda, menggelar Pelatihan Pemulasaraan Jenazah terkonfirmasi covid-19. Di tingkat Kabupaten sudah terlaksana di bulan lalu, dan saat ini mulai dilaksanakan di kecamatan se-Kabupaten Wonosobo,” katanya, dalam keterangannya, dikutip Jumat malam (13/8).

Salah satunya adalah pelatihan pemulasaraan jenazah Covid-19 di Sapuran dan Kepil. Pelatihan hingga tingkat kecamatan dan desa itu penting mengingat banyak ditemukan kasus penularan akibat perebutan dan pemulasaraan jenazah terkonfirmasi Covid-19 yang tidak tepat.

Ia berharap jenazah terkonfirmasi covid-19, terutama dari warga isolasi mandiri di rumah, bisa dipulasarakan dengan benar, baik secara medis/protokol kesehatan maupun secara syariah. Dengan demikian, tidak ada lagi kekawatiran penularan melalui pemulasaraan jenazah.

"Kami berharap jenazah terkonfirmasi Covid-19, terutama dari warga isolasi mandiri di rumah, bisa dipulasara dengan benar, baik secara medis atau protokol kesehatan maupun secara syariah, sehingga jenazah sudah dipulasarakan dengan benar secara agama dan aman secara medis, sehingga tidak ada kekawatiran lagi ada kasus penularan melalui pemulasaraan jenazah," ujarnya.

Sementara, Kasubag Bina Mental dan Spiritual Bagian Kesra Setda, Harjanto mengungkapkan pelatihan pemulasaraan jenazah ini juga untuk memantapkan fungsi koordinasi penanganan jenazah terkonfirmasi Covid-19 di wilayah kecamatan dan desa. Bagian Kesra mendorong terwujudnya optimalisasi koordinasi antara satuan tugas di berbagai tingkatan dengan tim P.

“Pemulasaraan di tingkat desa, sehingga tidak terjadi lagi ada warga isolasi mandiri yang meninggal di bawa ke RSUD atau faskes yang lain,” kata Harjanto.

1192