Home Internasional CSIS: Kebijakan Luar Negeri Dimulai dari Keteraturan di Rumah Sendiri

CSIS: Kebijakan Luar Negeri Dimulai dari Keteraturan di Rumah Sendiri

Jakarta, Gatra.com – Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips J. Vermonte, mengungkapkan bahwa menyongsong satu abad kemerdekaan kemerdekaan pada 2045 mendatang, Indonesia belum bisa diproyeksikan untuk ikut berperan di kancah internasional.

“Menurut hemat saya, foreign policy begins at home. Kita punya role di dunia, kalau our house is not in order, apapun yang kita lakukan, enggak punya impact yang long-lasting,” ujar Philips dalam acara Pengayaan Konten Buku: Indonesia Menuju 2045 yang digelar secara daring pada Sabtu, (14/8).

“Karena itu menurut saya PR kita yang terbesar adalah domestik, karena kita akan dihormati, kita akan diikuti, kalau semua orang melihat bahwa our house is in order,” tambah Philips.

Philips mengungkapkan hal tersebut sebagai respon terhadap tanggapan yang ia terima terhadap buku Indonesia Menuju 2045 yang ditulis oleh CSIS. Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Transparency (TII), Natalia Soebagyo, menyampaikan tanggapannya bahwa buku tersebut masih belum fokus membahas soal peran Indonesia di kancah global.

“Karya-karya ini memang terfokus pada bagaimana kita menghindari middle income trap. Jadi semua masalah yang dibicarakan itu berkutat di dalam negeri kita. Tidak ada singgungan mengenai peran kita di dunia,” ujar Natalia.

Natalia mengungkapkan bahwa sejauh ini, Indonesia masih melihat dirinya sendiri sebagai korban (victim) dari kemajuan-kemajuan negara lain. Ia mendorong agar Indonesia berperan aktif di usia satu abadnya nanti. Sejauh ini, ia melihat bahwa RI belum banyak andil di panggung internasional.

 

 

 

340