Home Kesehatan Pita Hitam di Hari Merdeka: 25 Nakes DIY Gugur, Ribuan Kena Corona

Pita Hitam di Hari Merdeka: 25 Nakes DIY Gugur, Ribuan Kena Corona

Yogyakarta, Gatra.com – Tepat di peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta anggotanya mengenakan pitam hitam sebagai bentuk keprihatinan penanganan Covid-19. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, ribuan tenaga kesehatan (nakes) terpapar dan 25 orang gugur.

Kepala Bagian Humas Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji menyampaikan pada Selasa (17/8) kasus Covid-19 di DIY bertambah 1.106 kasus dari 6.128 orang yang dites. “Positivty rate tanggal 17 Agustus 18,05 persen. Total kasus terkonfirmasi menjadi 140.266 kasus,” kata Ditya lewat keterangan tertulis, Selasa.

Dari total kasus itu, penderita yang sembuh 2.816 orang, sehingga total kesembuhan mencapai 111.457 kasus. Adapun kasus aktif sebanyak 24.439 orang. “Penambahan kasus meninggal 44, sehingga total kasus meninggal menjadi 4.370 kasus,” kata dia.

Dari 1.106 kasus baru tersebut hari ini, ditemukan dua nakes positif Covid-19. Di DIY, total nakes terpapar mencapai 2.912 orang atau setara 15 persen nakes di DIY.

Dari jumlah kasus pada nakes itu, 2.005 nakes telah sembuh, 860 orang menjalani isolasi mandiri, dan 24 orang dirawat di rumah sakit. Adapun 25 nakes gugur karena Covid-19 sepanjang pandemi. Data tersebut diungkap Koordinator Organisasi Profesi Nakes DIY Joko Murdiyanto saat jumpa pers daring, Senin (16/8) malam.

“Tingginya angka nakes yang terpapar Covid-19 bahkan meninggal dunia, bukanlah sekadar angka. Namun kehilangan nakes akan memberikan dampak signifikan terhadap pelayanan pada masyarakat terutama dalam penanganan pandemi,” tutur Joko.

Nakes tersebut meliputi dokter, perawat, bidan, penata anestesi, tenaga laboratorium medis, ahli gizi, perekam medik, radiographer, apoteker, dan okupasi therapist “Tenaga kesehatan adalah bagian dari aset negara yang patut dijaga, dipelihara, dan diperjuangkan keberadaannya,” kata Ketua IDI DIY itu.

Menurutnya, sejumlah faktor risiko menjadi penyebab nakes terpapar Covid-19 sesuai survei di DIY tahun lalu. Antara lain hanya 44,4 % nakes mengonsumsi makanan tambahan, 25% tempat kerja tak memenuhi standar pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), hingga 88,2% nakes tak didampingi pengawas saat menggunakan APD.

“Minim fasilitas pemberian vitamin bagi nakes. Nakes yang terpapar Covid-19 dan menjalani isoman sangat minim dukungan konsultasi psikologis,” paparnya.

Joko menyatakan, kebijakan rumah sakit pemerintah yang tidak boleh menolak pasien, penambahan kapasitas RS tanpa standar ruang isolasi Covid-19 juga jadi sebab. “Ini membahayakan tidak hanya pasien namun seluruh civitas hospitalia yang terlibat dalam layanan tersebut,” kata Joko.

Menurutnya, rasio nakes dan pasien pun tidak seimbang, sehingga membuat nakes kelelahan fisik dan psikis (burn out). “Ini berakibat pada menurunnya daya tahan sehingga banyak nakes yg terkena Covid-19 termasuk mengalami reinfeksi Covid-19,” kata dia.

Problem lain, nakes mengalami beban tambahan berupa pelacakan kontak erat dan target vaksinasi, kelangkaan obat, hingga soal laporan harian Covid-19 yang diminta beberapa instansi, seperti BPOM, Dinkes, TNI, Kepolisian, dan Kemenkes dengan formulir berbeda–beda.

“Ini membuat nakes mengerjakan pekerjaan dengan substansi sama secara berulang-ulang dan ini menyebabkan waktu kerja menjadi tidak efisien,” kata dia.

Atas kondisi tersebut, para nakes DIY menyampaikan sikap. "Kami organisasi profesi nakes DIY menyatakan keprihatinan yang mendalam terhadap tingginya kasus tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19,” kata dia.

Sebagai wujud rasa prihatin, anggota IDI diminta mengenakan pita hitam mulai hari ini, Selasa (17/8). Para nakes DIY pun mengusulkan berbagai langkah untuk mengatasi hal itu, terutama kebutuhan para nakes, seperti obat, vitamin, dan makanan tambahan.

“Bila ini tak segera dilakukan intervensi yang cepat maka mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien di ujung tanduk,” kata dia.

1269