Home Politik Budayawan Ini Ajak Anak Muda Merenung soal Kemerdekaan

Budayawan Ini Ajak Anak Muda Merenung soal Kemerdekaan

Banten, Gatra.com – Budayawan asal Tangerang, Enawar, mengatakan, Indonesia menginjak umur ke-76. Setengah abad lebih sudah dilewati. Artinya, perubahan nyata harus segera dimulai untuk menghadapi Indonesia Emas di 2045 kelak. Ia mengajak kaum milenial dan generasi Z untuk merenung memikirkan langkah konkret untuk Indonesia.

Enawar dalam orasinya di Sanggar Teater Sitihinggil, Kota Tangerang, Selasa (17/8), dengan bertajuk 'Benarkah Kita Pemilik Republik?', yang digelar online dan offline terbatas, menyampaikan, ke depan, anak muda harus benar-benar ambil bagian dalam membenahi pikiran-pikiran lama. 

 

 

"Benarkah kita pemilik republik? Ini pertanyaan serius, bukan satire. Kalau jawabannya benar, seserius itukah kalian merasa bahwa kalian memiliki republik ini?" ujarnya.

 

"Mari kita berintrospeksi diri, generasi milenial sebentar lagi kalian akan dihadapkan pada persoalan serius. Mengapa? Karena the old mind, para pemimpin dari rezim ke rezim, tak satu pun pernah memberi contoh bagus bagaimana cara mengelola negara," ungkapnya.

 

Menurutnya, pengelola negara ke depan, harusnya bisa mengelola kekayaan tanpa bertumpu pada asing. Apalagi dengan utang, bagi Enawar, hal itu harusnya bisa menjadi daya tawar generasi muda agar bisa menjadi pemimpin nasional. 

 

"Apakah tidak mungkin ini negara bisa bergerak tanpa utang? Apakah tidak mungkin ini negara bertumbuh tanpa harus menggadaikan atau kehilangan Sumber Daya Alam? Maybe yes, maybe no. Ini semua tergantung pada isi kepala kalian generasi milenial, sebentar lagi bangsa ini ada dipelukan kalian," ujarnya. 

 

Enawar yang juga Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Tangerang itu, berharap kaum milenial bisa menjadi poros baru dalam pola pikir mengelola negara dengan cermat, baik, dan konsisten. 

 

"Kaum milenial wajib menghadirkan dengan mengelola bangsa ini dengan paradigma baru, dengan pikiran-pikiran baru, dengan strategi baru. Mengapa? Karena para leluhur kita telah mengelola negara dengan pemikiran yang sama, dengan pola yang sama, hanya jaket dan warna mereka yang berbeda tetapi isi kepalanya yang sama," katanya. 

 

Menurutnya, ini menjadi pekerjaan rumah kaum milenial untuk dapat hadir dan merengkuh puncak-puncak kepemimpinan Indonesia Raya. "Kemudian kelola lah dengan paradigma baru, dengan pikiran baru, dan dengan tantangan baru," ucap pria yang akrab disapa Away itu.

 

608