Home Kesehatan BNPB Diminta Suplai Sarpras Isoter

BNPB Diminta Suplai Sarpras Isoter

Karanganyar, Gatra.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diminta memberikan bantuan sarana prasarana tempat isolasi terpusat (isoter). Sarpras tersebut selain memenuhi kebutuhan warga yang sedang menjalani isolasi juga dipakai RS darurat Covid-19.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengatakan sudah mengajukan permohonan bantuan sarpras isoter ke BNPB. Jawaban isntansi tersebut menggembirakan.

"Permohonan kami disetujui terkait sarpras. Diperkirakan dalam dua atau tiga hari ini bantuannya tiba," katanya kepada wartawan di Jenawi, Karanganyar, Kamis (19/8).

Sarpras yang dimaksud seperti alas tidur, bantal, dipan, almari, peralatan kebersihan dan sebagainya. Ia mengajukan bantuan itu sebanyak 500 paket. Nantinya, bantuan tersebut akan diinventarisasi menjadi aset Pemkab Karanganyar dengan peruntukan fasilitas isoter.

"Setibanya nanti, paket bantuan akan dipasang di Gedung Wanita dan didistribusi sesuai kebutuhan di isoter lainnya," katanya.

Sejauh ini, Pemkab Karanganyar memiliki tiga tempat isoter. Yakni Gedung Wanita, BLK Karangpandan dan bekas gedung SMPN 2 Kerjo.

Lebih lanjut dikatakannya, tempat isoter dapat berubah fungsi menjadi RS darurat Covid-19 apabila RS konvensional overload pasien. Dengan ketersediaan sarpras itu bakal lebih memudahkan penyediaan kebutuhan standar pasien di RS darurat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan per Rabu (19/8) tercatat 29 orang menjalani isolasi mandiri dan 50 orang dirawat di rumah sakit. Juliyatmono menganjurkan semua warga terpapar non perawatan di rumah sakit supaya menjalani isolasi terpusat di fasilitas milik pemerintah.

"Kecuali kalau serumah itu positif semua. Maka isolasinya cukup di rumah saja. Minimal 70 persen dari semua OTG harus masuk isoter. Kita harus sedikit memaksa. Memang diakui memunculkan persoalan yang tidak sederhana di dalam rumah tangga," katanya.

Ia berharap upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 yang selama ini dilakukannya efektif. Terutama memperluas tracing sampai ke 15 orang kontak erat.  

"Yang terkonfirmasi makin sedikit jumlahnya dan lebih cepat mengetahui hulu penularannya. Jika tetap melakukan tracing rendah (sedikit kontak erat), bisa-bisa orang yang positif bebas berkeliaran kemana-mana dan menularkan Covid-19," katanya.

Sementara itu dalam perjalanan dinasnya, Bupati Juliyatmono menyempatkan diri meninjau isoter di bekas gedung SMPN 2 Kerjo. Di lokasi ini dirawat 15 orang warga Kerjo berstatus tanpa gejala. Mereka berusia mulai anak-anak sampai lansia.


 

1088