Home Kesehatan Ma'ruf Amin Tegaskan Menjaga Diri dari Bahaya Covid-19 Hukumnya Wajib

Ma'ruf Amin Tegaskan Menjaga Diri dari Bahaya Covid-19 Hukumnya Wajib

Jakarta, Gatra.com - Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin beserta sang istri, Wury Ma'ruf Amin meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nawawi Tanara, Serang, Banten, Kamis (19/08).

Untuk diketahui, vaksinasi di Ponpes tersebut merupakan bagian dari program Serbuan Vaksinasi Covid-19 TNI Angkatan Laut untuk membantu percepatan vaksinasi Covid-19 di wilayah Kabupaten Serang.

“Vaksinasi, melaksanakan protokol kesehatan, dan semua upaya pengobatan (Covid-19) itu bukan hanya soal kewajiban sebagai bangsa, sebagai warga bangsa, tetapi (juga) kewajiban agama,” tegas Wapres.

Dalam kesempatan itu, Wapres meminta masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi Covid-19. Ma’ruf menuturkan bahwa menjaga dan mengamankan diri dari bahaya telah masuk perkara agama yang sesuai dengan syariah.

“Syech Nawawi Al Bantani mengatakan, bahwa hukum berobat karena sakit dan menjaga diri dari wabah itu wajib. Wajib hukumnya, bukan sunnah,” ujarnya.

“Jadi kalau ada yang masih tidak paham, apalagi di dunia pesantren, ini sudah ada petunjuk dari para ulama. Karena memang kita melakukan sebab. Menjalankan sebab itu, para ulama menyebut sebagai bagian tidak terpisahkan daripada kepatuhan kita kepada perintah Allah. Kita disuruh terima apa adanya nanti, tapi kita juga disuruh berusaha,” lanjutnya.

Wapres kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar mau divaksin, karena hal ini merupakan kewajiban kebangsaan dan kewajiban agama.

“Itulah sebabnya saya anjurkan semua masyarakat supaya segera mengikuti vaksinasi, kemudian supaya masyarakat juga mematuhi protokol kesehatan, menjaga jarak, memakai masker, dan itu bukan hanya kewajiban sebagai warga negara, tapi perintah agama yang harus kita laksanakan,” pesannya.

Selain itu, Wapres turut berharap agar jangan ada lagi orang yang tidak mau divaksin karena pemahaman keliru dalam menghadapi Covid-19, yakni hanya berpasrah pada takdir tanpa melakukan ikhtiar pencegahan apapun.

“Takdir iya, tetapi (kita) juga diperintah untuk berusaha dan berikhtiar untuk mencegah terjadinya penyakit atau mengobati. Tapi di sisi lain kita juga secara batin pasrah. Ini cara akidah yang dijalankan, namanya pendidikan keimanan dalam menghadapi setiap persoalan,” ujarnya.

118