Home Milenial Kemendikbud Ristek Melanjutkan Sejumlah Bantuan untuk Siswa

Kemendikbud Ristek Melanjutkan Sejumlah Bantuan untuk Siswa

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) akan melanjutkan 2 jenis bantuan pada tahun ini. 

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim dalam acara rapat kerja atau raker dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube DPR RI pada Senin, (23/8).

"Alhamdulilah dengan bantuan dari Kemenkeu [Kementerian Keuangan] dan dukungan dari Pak Presiden dan Bappenas [Badan Perencanaan Pembangunan Nasional], kita berhasil untuk melanjutkan dua jenis bantuan pandemi sampai akhir tahun ini," ujarnya.

Pertama, kata Nadiem, adalah bantuan kuota data internet yang akan dilanjutkan pada tahun 2021 ini. Untuk diketahui, Kemendikbud Ristek telah mengeluarkan total anggaran sebesar Rp6,8 triliun untuk 26,8 juta siswa, mahasiswa, guru dan dosen pada tahun ini. Serta untuk 35,6 juta siswa, mahasiswa, guru dan dosen pada tahun 2020 lalu.

Ia mengatakan selain itu mereka juga telah mengeluarkan Rp2 triliun untuk 419.605 mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia dalam bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT), yang terdampak pandemi COVID-19. Adapun juga mengeluarkan total anggaran Rp3,7 triliun dalam bantuan subsidi upah untuk 2 juta pendidik atau guru honorer, tenaga kependidikan non-Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 48 ribu pelaku seni budaya.

Nadiem menyebut Kemendikbud Ristek juga telah mengalihkan atau mengeluarkan total anggaran sebesar Rp405 miliar untuk Rumah Sakit (RS) Pendidikan di Tanah Air guna menangani virus corona. Seperti, untuk peningkatan kapasitas 30 RS Pendidikan dan fakultas kedokteran PTN dan PTS, fasilitasi Alat Pelindung Diri (APD), reagen serta alat pendeteksi COVID-19 dengan Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

Ia juga mengatakan mereka telah memberikan dukungan kepada relawan mahasiswa dan dosen yang berpartisipasi menjadi pejuang-pejuang guna melawan virus menular tersebut. Di mana, mereka menerjunkan 15.000 mahasiswa sebagai relawan. Lalu mereka pun menerjunkan 38.706 mahasiswa yang didamping oleh 5 ribu dosen di 8.351 sekolah untuk membantu mengejar ketertinggalan terhadap numerasi dan literasi, dalam program Kampus Mengajar.

"Ini luar biasa mahasiswa-mahasiswa kita, semangat mereka untuk berkontribusi di masa krisis ini, ini saya harus apresiasi yang luar biasa mahasiswa dan dosen," ucap Nadiem.

Nadiem menjelaskan rencananya untuk semester kedua tahun ini yakni di bulan September, Oktober dan November, Kemendikbud Ristek akan menyalurkan Rp2,3 triliun untuk lanjutan bantuan kuota data internet bagi 26,8 juta siswa, mahasiswa, guru dan dosen. 

Besaran bantuannya adalah untuk peserta didik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebesar 7 Giga Byte (GB) per bulan, peserta didik jenjang pendidikan dasar dan menengah sebesar 10 GB per bulan, pendidik PAUD dan jenjang pendidikan dasar dan menengah sebesar 12 GB per bulan serta untuk mahasiswa dan dosen yaitu sebesar 15 GB per bulan.

"Nah Alhamdulilah juga penggunaannya, ini adalah kuota umum, sehingga sangat fleksibel, bisa digunakan sangat fleksibel. Kecuali beberapa aplikasi-aplikasi yang udah jelas enggak ada urusannya sama pendidikan, itu enggak boleh," terang Nadiem.

"Jadi kita enggak boleh nonton-nonton film-film ya, main-main game atau hal-hal yang tidak tepat atau bahkan konten-konten yang tidak baik, negatif. Itu tentunya, jadi kita punya blacklist. Jadi bukan punya whitelist lagi, sekarang kita punya blacklist. Jadinya, bisa digunakan untuk google, research dan lain-lain, itu jauh lebih mudah," tambahnya.

Nadiem mengatakan data kuota internet ini akan disalurkan pada tanggal 11-15 September, 11-15 Oktober dan yang terakhir yaitu di tanggal 11-15 November 2021 mendatang. Semua kuotanya ini berlaku selama 30 hari sejak diterima. 

"Jadi walaupun kita sudah mulai membuka sekolah, ini akan menjadi masa transisinya, pas ini. Di mana anak-anak kalo PTM [Pembelajaran Tatap Muka] Terbatas pun, 50 persen dari waktu mereka kan, mereka masih di rumah, jadinya bantuan kuota ini masih relevan bahkan dalam PTM Terbatas gitu di masa transisi ini. Jadi menurut kami, ini sangat penting," ungkapnya.

Kedua, kata Nadiem, mulai dari September 2021 Kemendikbud Ristek juga akan menyalurkan Rp745 miliar untuk lanjutan bantuan UKT bagi mahasiswa yang terdampak COVID-19. 

"Ini yang kita mau pastikan, jangan sampai cuman, hanya karena pandemi ini bahwa mahasiswa itu tidak bisa melanjutkan sekolah ya, mahasiswa tidak bisa melanjutkan universitas. Jadi kita menyalurkan Rp745 miliar untuk lanjutan bantuan UKT bagi mahasiswa yang berdampak COVID-19," tuturnya.

Nadiem menyebut bantuan UKT diberikan at cost (sesuai besaran UKT), maksimal Rp2,4 juta. Jika UKT lebih besar dari Rp2,4 juta, selisih UKT dengan Rp2,4 juta akan menjadi kebijakan perguruan tinggi sesuai dengan kondisi mahasiswa.

Ia menuturkan sasaran bantuan ini adalah mahasiswa yang aktif kuliah, bukan penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah atau Bidikmisi. Serta kondisi keuangannya memerlukan bantuan UKT pada semester ganjil tahun 2021. 

"Jadi enggak boleh dobel menerima, ini harus yang belom menerima bantuan tersebut. Dan memerlukan bantuan UKT pada semester ganjil tahun 2021, sehingga tidak ada yang drop out," kata Nadiem.

Ia mengatakan mekanisme pendataan ini tentunya mahasiswa yang memerlukan bantuan UKT harus mendaftarkan diri ke pimpinan perguruan tinggi. Dan pimpinan perguruan tinggi harus mengajukan penerima bantuan UKT ke Kemendikbud Ristek. 

"Jadi bantuan UKT kita disalurkan langsung ke perguruan tinggi masing-masing," tutur Nadiem.

"Kalau misalnya, ada isu-isu seperti universitas yang tidak melaksanakan pemberian UKT ini atau tersendat-sendat atau apa, mohon segera berikan kami informasinya," imbuhnya.

217