Home Gaya Hidup Kelamaan Belajar Daring, Siswi SMP Malah Melahirkan Luring

Kelamaan Belajar Daring, Siswi SMP Malah Melahirkan Luring

Karanganyar, Gatra.com- Seorang siswi SMP negeri di Kabupaten Karanganyar, Jateng berinisial AI melahirkan. Pihak sekolah mengaku dilematis menyikapi persoalan tersebut. Berdasarkan informasi yang didapatkan Gatra.com, AI dilarikan ke rumah sakit pada Minggu (22/8). Ia menjalani persalinan secara luring (luar jaringan) medis.

AI tercatat siswi kelas IX SMPN 1 Karanganyar yang tinggal di wilayah zona sekolah negeri tersebut. Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kepala SMPN 1 Karanganyar, Drajat Sri Widodo mengaku AI merupakan siswi di sekolahnya. Sudah hampir dua tahun pihak sekolah sulit memantau perkembangan AI maupun ratusan peserta didik lainnya.

"Mengenai AI yang hamil sampai melahirkan malah pihak sekolah tidak tahu menahu. Memang benar dia siswi di sini. Pembelajaran selama pandemi secara daring. Jadi guru maupun pihak sekolah memang tidak menyelenggarakan KBM tatap muka. Bagaimana AI dan kondisinya, otomatis tidak terpantau," katanya kepada Gatra.com saat dihubungi lewat sambungan telepon, Selasa (24/8).

Setahu dirinya, AI memiliki catatan kurang bagus selama menimba ilmu di SMPN 1 Karanganyar. AI berkesempatan tatap muka selama setahun saja belajar di sana saat duduk di kelas VII. "Naik ke kelas VIII dan IX sudah saat pandemi. Jadi hanya sempat memantau selama setahun saja. Itu pun dia bukan siswi yang baik dalam belajar," katanya.

Drajat mengaku dilematis menyikapi kasus siswi hamil dan melahirkan yang baru pertama kali dialami sekolah favorit di Kabupaten Karanganyar itu. Lantaran sistem zonasi yang diterapkan pemerintah dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), pihak sekolah sulit menyaring siswa berbakat dan unggulan. "Yang diterima akhirnya dari segala macam. Asalkan sesuai syarat zonasi," katanya.

Mengenai tindak lanjut terhadap AI, ia akan membahasnya dengan para stakeholder sekolah. Opsi mengeluarkan siswi itu, menurut Drajat, juga bukan tindakan tepat. "Lalu setelah dikeluarkan mau sekolah dimana. Kita juga enggak punya dasar mengambil tindakan tersebut. Kasihan masa depannya," katanya.

45241