Home Ekonomi Survei Indikator: Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Buruk

Survei Indikator: Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Buruk

Jakarta, Gatra.com- Temuan dari survei nasional yang dilakukan oleh lembaga survei Indikator pada 30 Juli-4 Agustus 2021 menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden menilai bahwa kondisi ekonomi rumah tangga di Indonesia memburuk di tengah gelombang kedua Covid-19.

Terdapat sebanyak 44,9% responden yang menyatakan bahwa kondisi ekonomi rumah tangga lebih buruk dan 8,4% lainnya menyatakan jauh lebih buruk. Apabila diakumulasikan, maka total angka keduanya mencapai 53,3%.

Sementara sebanyak 27,7% responden lain menyatakan tak ada perubahan, 16,1% menyatakan lebih baik, dan hanya 2,9% yang menyatakan jauh lebih baik. “Mereka yang mengatakan tren ekonomi rumah tangga memburuk memang masih mayoritas di atas 50%, tapi kondisi rumah tangga yang mengatakan memburuk itu lebih baik dibanding Februari 2021,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, pada konferensi pers virtual yang digelar pada Rabu, (25/8/2021).

Pada Februari 2021 lalu, sebanyak 65,3% responden dari hasil survei yang dilakukan oleh lembaga yang sama menyatakan bahwa kondisi ekonomi rumah tangga memburuk.

Penilaian kondisi ekonomi rumah tangga buruk ini selaras dengan temuan survei yang menyatakan bahwa lebih dari dua per tiga responden, tepatnya 72,9%, menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga mereka mengalami penurunan. “Nah, ini angka yang harus diperhatikan oleh presiden karena besar sekali dan ini berhubungan dengan sekarang. Kalau ditanya pada responden, ‘Apa yang menjadi prioritas pemerintah untuk diatasi segera?’ Nomor satu adalah penyediaan lapangan pekerjaan.”

Sejumlah 22,8% menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga mereka tetap atau tidak mengalami perubahan. “Nah ini adalah mereka yang bekerja dengan gaji monthly income yang tetap,” ujar Burhanuddin.

Sementara hanya sejumlah 3,7% responden yang mengatakan bahwa mereka mengalami keniakan pendapatan rumah tangga. “Bansos mungkin sebagai bantalan sosial bisa memitigasi dampak pendek pandemi,” ujar Burhanuddin.

Kabar baiknya, menurut survei di atas, sebanyak 49,9% responden menyatakan bahwa mereka telah menerima bansos. Walau begitu, sejumlah 50,4% responden lainnya menyatakan belum menerima bansos. “Cuma bansos ini kan tidak bisa menghidupi masyarakat selamanya, apalagi kemampuan fiskal negara juga terbatas,” ujar Burhanuddin.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode multistage random sampling. Sampel dalam survey ini adalah sebanyak 1.220 orang dengan margin of error kurang lebih 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

443