Home Ekonomi Warga Kebingungan Cari Elpiji Melon, Ini Penyebab Kelangkaan

Warga Kebingungan Cari Elpiji Melon, Ini Penyebab Kelangkaan

Karanganyar, Gatra.com - Konsumen di Kabupaten Karanganyar kesulitan mendapatkan gas tabung elpiji ukuran 3 kilogram dalam beberapa hari terakhir.  
Para konsumen mengeluh sulit mendapatkan gas melon tingkat pengecer wilayah Karanganyar Kota, Matesih, Tawangmangu, Karangpandan dan sekitarnya. Pengecer yang memiliki stok barang menjualnya lebih mahal. Konsumen pun harus memesan agar kebagian jatah.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kepala Sub BagianPerekonomian dan SDA Bagian Perekonomian Setda Pemkab Karanganyar, Daryoko mengaku sudah mendengar keluhan di lapangan. Kemudian ia mengklarifikasi hal itu ke agen.
 
"Beberapa hari ini mendengar keluhan dari masyarakat bahwa nyari gas 3 kilo susahnya bukan main. Setelah saya tanyakan ke agen, ada info dari Hiswana Migas bahwa Pertamina sedang melakukan perbaikan sistem. Itu menyebabkan terlambat pendistribusian ke agen. Imbasnya, agen yang mendistribusi lanjutan ke pangkalan juga terlambat. Padahal tingkat konsumsi tidak berkurang. Itu yang akhirnya membuat pangkalan kehabisan barang," katanya kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (2/9).
 
Ia memastikan kelangkaan barang bukan disebabkan pengurangan jatah distribusi dari Hiswana Migas. Adapun alokasi per hari belum berubah dari sekitar 33 ribu tabung. Harga eceran tertinggi di tingkat pangkalan masih Rp15.500-Rp16.000 per tabung. Berdasarkan klarifikasinya ke agen, Hiswana Migas mengupayakan kondisi berangsur normal mulai pekan depan.
 
Lebih lanjut dikatakannya, konsumsi harian diperkirakan lebih banyak seiring UMKM yang makin menggeliat selama pelonggaran di PPKM level 3. Dalam hal ini, tidak ada lagi penyekatan jalan yang mengakibatkan tutupnya usaha warung dan kuliner.
 
Ia juga mengatakan konsumsi tabung gas elpiji 3 kilo juga dipakai selain kebutuhan rumah tangga seperti pertanian non irigasi teknis. Elpiji 3 kilo boleh dipakai petani untuk kebutuhan bahan bakar mesin pompa air. Tapi aturannya, yang memiliki lahan maksimal setengah hektare, katanya.
 
Sementara itu pengusaha pangkalan asal Karanganyar Kota, Sunaryo mengatakan dirinya mendapatkan kiriman 120 tabung per pekan saat kondisi normal. Namun sekarang kirimannya seret. Akhirnya, ia hanya melayani penjualan non tengkulak.
 
"Hanya tersisa sedikit. Kalau melayani tengkulak enggak cukup. Rumah tangga yang beli satu atau dua tabung saja yang dilayani, " katanya.

 

4026