Home Ekonomi Jurus Unik UMKM Batik Bertahan saat Pandemi

Jurus Unik UMKM Batik Bertahan saat Pandemi

Pekalongan, Gatra.com- Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung satu tahun lebih menjadi tantangan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) batik di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Mereka memiliki strategi untuk bertahan di tengah sulitnya pemasaran dan menurunnya daya beli masyarakat.

Salah satu pelaku UMKM batik, Yuni Faizah mengatakan, pandemi Covid-19 turut membuat penjualan batik menurun. “Di awal-awal pandemi, penjualan masih cukup baik meskipun mengalami penurunan," kata pemilik Ayuni Batik itu, Sabtu (4/9).

Kendati usahanya terpukul pandemi, Yuni mengaku beruntung sudah tergabung menjadi mitra binaan Dinas Perdagangan Koperasi UKM (Dindagkop-UKM) sejak 2017. Dengan sejumlah pelatihan yang didapatkan dari Dindagkop-UKM, usaha Yuni masih bisa bertahan di masa pandemi. "Bergabung menjadi mitra binaan Dindagkop-UKM sangat membantu, terutama menambah wawasan. Bagaimana cara berjualan online, cara ekspor, dan lainnya,” ujarnya.

Ilmu yang didapatkan selama mengikuti beberapa kali pelatihan yang diselenggarakan oleh Dindagkop-UKM, Yuni terapkan dalam usahanya. Salah satunya penjualan secara online dengan memanfaatkan group WhatsApp untuk berjualan. Dalam sehari, sekitar 20-30 pakaian batik mampu Yuni jual secara online.

“Kami memilih menggunakan group WhatsApp karena memang lebih mudah digunakan dan disesuaikan dengan sumber daya kami. Banyak platform yang bisa digunakan tidak hanya marketplace, seperti telegram, instagram dan sebagainya,” ungkapnya.

Selain itu, UMKM juga dilibatkan secara aktif untuk mengikuti beberapa acara pameran seperti pekan batik. Yuni sempat diberikan kesempatan untuk mengikuti pameran di Republik Kepulauan Fiji untuk mempromosikan batik. "Tapi ditunda karena adanya pandemi Covid-19," ujarnya.

Strategi lainnya agar tetap bertahan, lanjut Yuni, yakni meningkatkan kualitas produk dan mengikuti tren batik yang sedang berkembang, namun tanpa meninggalkan ciri khas produk yang dijual. "Kami berupaya mengikuti apa yang sedang disukai oleh konsumen dari tren yang sedang berkembang," kata dia.

Yuni sudah menekuni usaha batik selama 11 tahun. Batik yang dijualnya beragam. Tidak hanya batik tulis dan kombinasi cap tulis berbentuk kain, namun, juga pakaian batik, seperti tunik, kemeja, daster, pakaian anak, dan sebagainya. “Mudah-mudahan pandemi segera berakhir, dan aktivitas bisa kembali normal,” ucapnya.

1420