Home Gaya Hidup Akademisi: Musim Hujan Datang Lebih Awal, Antisipasi Perlu Disiapkan

Akademisi: Musim Hujan Datang Lebih Awal, Antisipasi Perlu Disiapkan

Jakarta, Gatra.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa musim hujan tahun 2021/2022 akan dimulai pada bulan September ini dan akan mencapai puncaknya pada Januari-Februari 2022 nanti.

Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Perdinan mengungkapkan pemikiran reflektifnya mengenai musim hujan kali ini. Ia bertanya-tanya apakah musim hujan ini akan menjadi anugerah atau musibah.

“Tagline kita curah hujan itu harusnya menjadi berkah, gitu ya. Bukan menjadi bencana,” ujar Perdinan dalam sebuah konferensi pers virtual yang digelar Jumat, (3/9).

“Karena air yang masuk ke rumah kita, kita sebut banjir, tapi kalau air jatuh ke danau, kita sebut indah sekali danaunya,” tutur Perdinan.

Oleh karena itu, Perdinan menilai bahwa langkah persiapan perlu dilakukan untuk mitigasi potensi dampak intensitas hujan tinggi, terutama pada bulan September-November. Menurutnya, potensi bencana yang mungkin terjadi adalah banjir, banjir bandang, longsor, serta kekeringan.

Wilayah-wilayah yang harus waspada adalah Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTB), dan sebagian besar wilayah Indonesia lainnya. Wilayah-wilayah ini diprediksi akan memasuki musim hujan dengan curah hujan tinggi di atas normal.

Menurut Perdinan, wilayah-wilayah tersebut wajib mempersiapkan diri untuk menghadapi curah hujan tinggi nanti. Persiapan yang wajib dilakukan meliputi persiapan sistem drainase dan aliran air.

Sementara itu, lanjut Perdinan, bagi wilayah yang sudah memiliki infrastruktur pengelola sumber daya air—seperti DAM, bendungan, embung, kolam retensi, dan tanggul—bisa mulai melakukan pembenahan dan pembersihan agar curah hujan yang masuk dapat lebih dimanfaatkan.

“Jadi mungkin itu perlu kita pertimbangakan bersama. Perlu dilakukan aksi antisipasi terencana dan sistematik pada tingkat pusat dan daerah,” ujar Perdinan.

846