Home Politik Ahli: Dulu Kita Lupa Daratan, Sekarang Kita Lupa Lautan

Ahli: Dulu Kita Lupa Daratan, Sekarang Kita Lupa Lautan

Jakarta, Gatra.com – Tenaga Ahli Pendukung Menteri Bidang Kebijakan Kelautan Kemenkomarves, Dr. Rameyo Adi, sedikit menyesalkan bahwa pemerintah saat ini lebih banyak fokus di daratan. Padahal, menurutnya, nenek moyang Indonesia di zaman lampau lebih senang dengan lautan.

“Setelah 76 tahun kita merdeka, masih condong ke darat daripada laut. Padahal dulu kita senang dengan laut sampai ada istilah ‘lupa daratan’. Saking senangnya kita main di laut kita sering melupakan daratan. Nah, sekarang kita ‘lupa lautan,’” ujar Rameyo dalam sebuah webinar yang digelar oleh LIPI pada Senin, (6/9/2021).

“Kita kan punya konsep Tanah Air. Jadi kita harus punya keadilan dan kesetaraan antara pembangunan darat dan laut, tapi yang sekarang terjadi memang belum setara. Lebih banyak darat,” imbuh Rameyo.

Rameyo mencontohkan situasi di mana di masa lampau, orang Indonesia sangat erat dengan istilah-istilah kemaritiman. Menurutnya, istilah “gotong royong” dan “haluan” merupakan istilah-istilah yang berasal dari dunia maritim yang saat ini kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Rameyo pun menyinggung penggunaan istilah “peta jalan” (road map) dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia. Menurutnya, penggunaan istilah itu menunjukkan bahwa terdapat pergeseran pemahaman dan mindset mengenai haluan bangsa Indonesia ke depan, terutama dalam memandang kemaritiman RI.

“Orang laut lebih senang bicara haluan, bukan peta jalan, karena di laut tidak ada jalan,” tegas Rameyo.

Oleh karena itu, Rameyo mengajak pemerintah dan masyarakat untuk segera mengubah mindset “lupa lautan” itu. Tak hanya itu, ia ingin Indonesia kembali ke pemahaman lama untuk menguasai lautan.

“Sebenernya kalau kita ingin kembali mengelola laut itu sebetulnya bukan hal baru, tetapi seperti memulangkan sirih ke gagangnya, pinang ke tampuknya,” ujar Rameyo.

 

344