Home Milenial Badan POM: Konsumsi Jamu Nusantara Perlu Jadi Tren Milenial

Badan POM: Konsumsi Jamu Nusantara Perlu Jadi Tren Milenial

Jakarta, Gatra.com - Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI) Reri Indriani mengatakan dari perspektif demand atau permintaan, kebanggaan mengonsumsi jamu Nusantara perlu menjadi tren dan budaya di masyarakat. Termasuk generasi milenial yang harus konsisten dibangun.

"Kita harus memanfaatkan momentum pada saat ini bahwa di masyarakat ada tren back to nature-nya terbangun dengan adanya pandemi ya," ujarnya, yang mewakili Kepala Badan POM RI Penny Kusumastuti Lukito, via Zoom dalam sambutannya di webinar mengenal jamu nusantara bertajuk "Eksplorasi Obat Tradisional Berbahan Alam Indonesia" yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Badan POM RI pada Rabu, (8/9).

Reri mengatakan terbukti dari beberapa produk herbal yang telah terdaftar di Badan POM dengan klaim untuk memelihara kesehatan atau imun tubuh, itu sampai kosong di pasaran. Ia menuturkan juga banyak keluhan kepada mereka dan akhirnya dengan percepatan-percepatan yang mereka lakukan, stoknya tidak kosong lagi.

"Nah ini menunjukkan bahwa pelaku usaha yang harus didukung oleh Kementerian/Lembaga [K/L] dan seluruh stakeholders terkait, memanfaatkan momentum ini ya," tuturnya.

Reri juga mengatakan kalau mungkin sebelumnya generasi milenial itu alergi dengan jamu karena dianggap minuman orang tua dan ngopi lebih cocok untuk generasinya Menurutnya, justru ini momentum yang harus dimanfaatkan untuk pemahaman dan pengenalan jamu nusantara yaitu seperti sediaan jamu yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, ini perlu secara ekspansif disampaikan. 

"Mengingat pengetahuan dan pengembangan jamu ada di lintas pemangku kepentingan, maka dukungan semua lintas sektor terkait baik pemerintah pusat dan daerah, akademisi, swasta serta asosiasi perhimpunan jamu dalam pengembangan bahan kearifan lokal khususnya jamu Nusantara ini sebagai warisan budaya perlu diselaraskan," ucapnya.

192