Home Kesehatan Kasus Positif Covid-19 di Masyarakat Adat Disebut Tak Tercatat Pemerintah

Kasus Positif Covid-19 di Masyarakat Adat Disebut Tak Tercatat Pemerintah

Jakarta, Gatra.com – Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Ruka Simbolinggi, menduga bahwa kasus positif Covid-19 di masyarakat adat Indonesia tak tercatat secara resmi oleh pemerintah.

“Nah, ini banyak sekali [warga masyarakat adat yang menunjukkan gejala mirip Covid-19 yang tak tercatat karena tak ada tes] yang saya menyebutnya undocumented cases. Tidak bisa didokumentasikan,” ujar Ruka dalam sebuah konferensi pers virtual yang digelar pada Rabu (8/9).

“Banyak sekali laporan orang di kampung itu banyak yang mengalami gejala yang mirip dengan Covid, yaitu kehilangan penciuman dan demam dan sakit badan, tetapi mereka tidak ingin mengatribusikan itu sebagai Covid. Kenapa? Orang enggak ada tes. Disuruh pergi ke kota, ya mana mau di kota sudah kacau balau begitu. Ambulans katanya bunyi-bunyi terus. Orang mati sudah ngantre mau dikubur,” tuturnya.

Ruka kemudian menerangkan bahwa dalam keadaan terdesak seperti itu, masyarakat adat biasanya mencoba memanfaatkan apa yang tersedia di sana demi mempertahankan diri dan mengusir virus Covid-19 secara alamiah.

Ruka mencontohkan bagaimana masyarakat adat Dayak Meratus di Kalimantan Selatan berusaha menumpas Covid dari lingkungannya. Ia menuturkan bahwa suku tersebut doyan memakan buah limpasu dan kecombrang.

“Itu dimakan terus sampai sembuh. Pokoknya itu makannya berjamaah. Makan, makan, makan. Ngumpul di balai adat itu dikumpulin buah limpasu, dikumpulin buah kecombrang, dan itu terus yang dimakan,” ujar Ruka.

115