Home Milenial Di Depan Nadiem, Pelajar Akui Lebih Suka Lakukan PTM

Di Depan Nadiem, Pelajar Akui Lebih Suka Lakukan PTM

Jakarta, Gatra.com - Sudah 10 Hari pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas dilakukan di DKI Jakarta. Berbagai reaksi pun disampaikan siswa yang melakukan PTM Terbatas tatkala Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menyambangi tiga sekolah di Kawasan Jakarta Timur, Yakni SD Santo Fransiskus III, SMP PGRI 20, dan SMA Negeri 71 Jakarta Timur, Jumat, (10/9).

Nadiem menyambangi 3 sekolah tersebut dengan tujuan memantau perkembangan pelaksanaan PTM Terbatas. Menurut Nadiem, Pelaksanaan PTM di sekolah harus secara cermat dan disiplin dalam penegakan protokol kesehatan sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri.

Saat melakukan kunjungan, Nadiem pun berkali-kali memastikan kepada siswa di 3 sekolah, apakah pelaksanaan PTM merupakan keinginan sesungguhnya dari para siswa. Kebanyakan, Siswa menyambut positif langkah diberlakukannya kembali PTM. "Lebih seru di sekolah, lebih senang belajar di sekolah," teriak salah seorang siswa SD Santo Fransiskus III saat ditanya Nadiem.

Jawaban serupa pun juga disampaikan Siswi SMA Negeri 71 Jakarta. "Belajar di sekolah lebih gampang untuk pahami materi yang disampaikan. Dibanding PJJ, susah untuk memahami pembelajaran," celetuk siswi tersebut kepada Nadiem.

Mantan Bos Gojek ini pun paham, bahwa suasana belajar di sekolah memang jadi dorongan tersendiri bagi anak untuk bisa memahami pembelajaran. Menurut Nadiem, PTM Terbatas pun saat ini tetap akan dilakukan secara hari-hati. Satu kelas hanya diisi oleh 50 Persen. Sedang anak yang tidak hadir di sekolah, melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari rumah.

"Anak-anak yang tidak bisa hadir, bisa melakukan pembelajaran secara virtual melalui proyektor yang  juga ditampilkan di depan kelas. Sehingga guru dan anak-anak yang ada di sekolah tetap terhubung," jelasnya.

Terakhir, Nadiem pun menyampaikan pesan kepada guru-guru yang mendapat giliran mengajar. Dia mengapresiasi guru yang telah mampu menggelar PTM terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Sekolah di Jakarta Timur ini jadi salah satu contoh sekolah yang punya keberanian untuk maju lebih dulu ke depan, dan ini saya apresiasi," pungkasnya.

156